Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun memprediksi PKS dan Nasdem bakal menjadi partai yang paling berpotensi mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai kandidat calon Presiden 2024.
Melalui saluran Youtube, Refly mengatakan Anies menjadi salah satu kandidat yang dianggap potensial untuk menjadi salah satu capres 2024. Terlebih Anies menjadi salah satu nama teratas calon Presiden bersama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei nasional.
Kendati demikian, sejumlah partai digadang-gadang akan mencalonkan Anies untuk bertarung pada Pilpres 2024 mendatang. Dua partai yang berpotensi mengusung nama itu adalah Nasdem dan PKS.
Refly menyebut PKS adalah salah satu partai yang paling mungkin menjagokan Anies. Pasalnya, partai itu tidak memiliki kader yang cukup menonjol dijagokan sebagai presiden atau wakil presiden pada 2024 mendatang, termasuk Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
“Artinya tingkat elektablitas sang ketua umum [Presiden PKS] dan Sekjen tidak tinggi amat. Karena itu dia membutuhkan figur lain yang dianggap lebih identik dengan PKS,” kata Refly melalui Youtube, Minggu (28/2/2021).
Kedua adalah Nasdem. Partai ini sejatinya telah mendukung pencalonan Presiden Jokowi - Ma'ruf sejak awak kontestasi dimulai. Bahkan Nasdem disebut pertama kali yang mendeklarasikan mendukung Jokowi pada awal pemilihan presiden.
Selain itu, Nasdem berpotensi memilih mengusung Anies setelah melihat peta poltik saat ini. Apabila PDIP dan Gerindra membentuk koalisi pada Pilpres mendatang, Nasdem kata Refly tidak akan mendapatkan apapun.
Koalisi yang dimaksud seperti pencalonan Prabowo Subainto - Puan Maharani atau Ganjar Pranowo - Sandiaga Salahudin Uno. Oleh karena itu, Nasdem memerlukan sosok yang dapat diusung sebagai Capres.
“Karena kalau kita menyebut calon-calon dari koalisi istana hari ini, maka nama-nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Puan Maharani yang mungkin dijagokan koalisi istana pimpinan PDIP,” terangnya.
Artinya dari peta tersebut, Nasdem tidak akan menjadi pionir dalam pencalonan presiden. Lain halnya apabila partai ini keluar dari koalisi Istana dan menjagokan Anies Baswedan.
Pengusungan Anies, imbuhnya, paling tidak akan mendongkrak suara elektoral Nasdem di parlemen dan publik.
“Paling tidak Nasdem akan mendapatkan keuntungan juga elektoral ya, seperti ketika dia menggadang-gadang Jokowi untuk pertama kalinya,” paparnya.