Bisnis.com, JAKARTA – Politisi Partai Gerindra Fadli Zon mengungkap indeks demokrasi Indonesia terburuk dalam 14 tahun.
Lewat akun Twitter @fadlizon, Senin (8/2/2021), dia menulis, bahwa The Economist Intelligence Unit (EIU) baru saja merilis Laporan Indeks Demokrasi 2020.
Laporan itu adalah sebuah indeks yang disusun oleh EIU sejak tahun 2006 dengan tujuan mengukur keadaan demokrasi di 167 negara di dunia.
Dalam laporan terbaru, Indonesia tercatat mendapatkan skor terburuk dalam kurun 14 tahun terakhir.
Indeks Demokrasi Indonesia bahkan berada di bawah Timor Leste.
Ada lima indikator yang digunakan EIU untuk menentukan indeks demokrasi suatu negara, antara lain proses pemilu dan pluralisme, fungsi dan kinerja pemerintah, partisipasi politik, budaya politik, serta kebebasan sipil.
Berdasarkan skor atas indikator-indikator tadi, EIU akan mengklasifikasikan negara-negara yang disurvei ke dalam empat kategori, yaitu demokrasi penuh, demokrasi cacat, rezim hibrida, dan rezim otoriter.
Dari indikator-indikator tadi, ujar Fadli Zon, Indonesia mendapatkan skor 7,92 untuk proses pemilu dan pluralisme, skor 7,50 untuk fungsi dan kinerja pemerintah, skor 6,11 untuk partisipasi politik, skor 4,38 untuk budaya politik, dan skor 5,59 untuk kebebasan sipil.
Jumlah skor yang diperoleh Indonesia tahun 2020 ternyata merupakan perolehan terendah dalam 14 tahun terakhir.
“Dengan skor yang rendah itu, kita masih dikategorikan sebagai negara dengan ‘demokrasi cacat’,” tukas Fadli Zon.
Secara global, EIU mencatat sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung, indeks demokrasi dunia memang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Rata-rata skor indeks demokrasi dunia tahun ini tercatat 5,37, menurun dari rerata tahun sebelumnya di angka 5,44.
Angka 5,37 ini juga tercatat sebagai rata-rata skor terendah sejak EIU pertama kali merilis laporan tahunannya pada 2006 silam.
Namun, turunnya skor Indonesia ke angka paling rendah sepanjang sejarah tentunya bukanlah sesuatu yang pantas dimaklumi.
Di tengah-tengah pandemi, turunnya indeks demokrasi bisa menjadi hal buruk. Sebab, merujuk kepada riset yg dibuat oleh Transparency International (TI), makin lemahnya demokrasi biasanya akan berbanding lurus dgn makin tingginya angka korupsi.
Padahal, praktik korupsi diketahui bisa kian memperburuk dampak pandemi. Sayangnya, situasi buruk itulah yg kini sedang berlangsung di Indonesia.