Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti meminta warganet untuk menghentikan perdebatan yang berpotensi menyebabkan perpecahan dan fokus pada upaya pencegahan Covid-19.
Susi juga meminta dengan tegas kepada warganet untuk tidak lagi mengkaitkannya dengan isu-isu unsur SARA, termasuk yang berkaitan dengan kadrun, cebong dan kampret yang sempat mencuat saat pelaksanaan pemilihanp presiden (Pilpres).
"Sesuai arahan pidato Bapak Presiden [Jokowi] beberapa waktu lalu setelah Pilpres tidak ada lagi Kadrun, Kampret, Cebong .. semua jadi satu membangun Indonesia," kata Susi melalui akun media sosial twitter, Senin (8/2/2021).
Susi juga mengancam warganet yang nekat tetap mengkaitkannya dengan isu-isu berunsur SARA, maka akan langsung di-mute atau block. "Mulai hari ini kalau anda tweet saya ada 3 kata diatas atau ada unsur SARA maka saya akan mute atau block. Terima Kasih. Salam sehat," ujarnya.
Dia pun mengajak masyarakat Indonesia agar sebaiknya bekerja keras menghentikan atau mengurangi penularan virus Corona (Covid-19) dengan kebersamaan dan mematuhi protokol kesehatan. "Hilangkan semua negatif spirit," ujar Susi.
Sesuai arahan pidato Bapak Presiden beberapa waktu lalu setelah Pilpres tidak ada lagi Kadrun, Kampret, Cebong .. semua jadi satu membangun Indonesia. Mulai hari ini kalau anda tweet saya ada 3 kata diatas atau ada unsur SARA maka saya akan mute atau block. Trmksh. Salam sehat
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) February 8, 2021
Sebelumnya, Susi juga sempat merespons cuitan Presiden Jokowi tentang pandemi Covid-19 yang sudah melanda Indonesia selama setahun lamanya.
Baca Juga
"Setahun dalam selubung pandemi, tentu ada rasa bosan, lelah, dan sedih. Kita sama merindukan suasana normal, berkegiatan seperti sedia kala, dan tidak dicekam ketakutan. Mari, kita sama berjuang untuk mengakhiri pandemi ini dengan disiplin ketat menjalankan protokol kesehatan," cuit Jokowi, Minggu (7/2/2021).
Susi merespons cuitan tersebut dan meminta Presiden untuk mengimbau masyarakat agar menghentikan ujaran kebencian atau hate speech.
"Mohon dibantu dengan himbauan dari Bapak Presiden untuk menghentikan Hate speech .. ujaran kebencian baik yang mengatasnamakan agama, Ras/Suku, Relawan dan lain-lainnya ... Pandemic sudah cukup membuat depress ekonomi sosial juga kesehatan jiwa masyarakat semua," ujar Susi.
Cuitan Susi itu kemudian ditanggapi oleh mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Dia menilai sebagai mantan menteri, tak sepatutnya Susi mencuit hal tersebut ke Jokowi. Pasalnya, cuitan itu dianggap di luar konteks pesan yang disampaikan Jokowi.
"Sebagai mantan menteri, tak sepatutnya ibu Susi mencuit hal seperti ini kepada Presiden apalagi cuitan Pak Jokowi tentang Vaksin Covid-19. Seolah ibu secara tidak langsung menuduh hate speech itu terkait dengan Presiden. Ibu salah..! Presiden tak ada hubungannya dengan itu, dan ibu bisa komunikasi dengan Presiden lewat ajudan," kata Ferdinand melalui akun media sosial twitter @FerdinandHaean3, Minggu (7/2021).
Sbg mantan menteri, tak sepatutnya ibu Susi mencuit hal sprt ini kpd Pres aplg cuitan Pak JKW ttg Vaksin Covid-19. Seolah ibu secara tdk langsung menuduh hate speech itu terkait dgn Pres. Ibu salah..! Pres tak ada hubungannya dgn itu, dan ibu bs komunikasi dgn Pres lewat ajudan.
— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 7, 2021