Bisnis.com, JAKARTA – Inggris akan menutup semu koridor perjalanan mulai Senin (18/1/2021) guna mencegah penyebaran lebih lanjut dari varian baru virus corona.
Dilansir dari CNN, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan langkah tersebut dalam konferensi pers pada Jumat (15/1/2021). Ia menakankan bahwa satu-satunya jalan untuk masuk ke Inggris adalah dengan membawa hasil negatif tes virus corona.
Departemen Transportasi Inggris mengatakan kebijakan darurat ini akan dilakukan hingga satu bulan ke depan. Kebijakan ini akan dievaluasi kembali pada 15 Februari 2021 mendatang.
"Jika Anda datang ke negara ini, Anda harus memiliki bukti tes Covid-19 negatif dalam 72 jam sebelum berangkat. Dan Anda harus sudah mengisi formulir pencari lokasi penumpang. Maskapai Anda akan meminta kedua bukti tersebut lepas landas," kata Johnson.
Ia melanjutkan, pendatang juga akan diperiksa ketika mendarat dan harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari setelah kedatangan atau menjalani tes Covid-19 pada hari kelima sampai dinyatakan negatif.
Aturan hukum yang lebih ketat juga akan berlaku. Pendatang yang tidak mematuhi aturan ini akan didenda dengan jumlah besar. Selain itu, pemerintah akan melakukan lebih banyak pemeriksaan di tempat pada pendatang yang memasuki Inggris.
Baca Juga
Seperti diketahui, koridor perjalanan atau travel corridor adalah kesepakatan antar-negara yang memungkinkan lalu lintas manusia dengan memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sebelumnya, Inggris juga melarang penerbangan dari seluruh Amerika Selatan serta Portugal, Panama, dan Cape Verde karena kekhawatiran tentang varian baru virus corona yang telah muncul di Brasil.
Dilansir dari Bloomberg, Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan pesawat dari negara-negara tersebut dilarang mendarat mulai Jumat (15/1) pukul 4 pagi waktu Inggris
“Larangan kedatangan warga Portugal karena hubungan perjalanan yang kuat dengan Brasil," katanya.
Inggris sudah bergulat untuk mengendalikan varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat di negara tersebut. Pengumuman pada Kamis datang setelah Perdana Menteri Boris Johnson menghadapi seruan untuk bertindak atas ketegangan baru di Amerika Selatan dalam pertemuan dengan anggota parlemen pada hari Rabu (13/1).