Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo resmi disuntik vaksin Sinovac di Indonesia hari ini, Rabu (13/1/2021), bersama sejumlah tokoh publik.
Sebelum disuntik, Presiden sempat diperiksa kondisi kesehatannya seperti pemeriksaan tekanan darah, suhu tubuh hingga ditanyai tentang kondisi kesehatan yang dialami.
Proses penyuntikkan dilakukan oleh dokter kepresidenan.
"Enggak terasa apa-apa sama sekali," kata Jokowi usai disuntik vaksin Covid-19 seperti ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/1/2021).
Setelah Presiden, secara berturut-turut sejumlah pejabat lain turut disuntik vaksin Covid-19 Sinovac yaitu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin.
Kemudian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Aziz hingga Raffi Ahmad sebagai perwakilan masyarakat dan kalangan pemuda.
Baca Juga
Sebelum Jokowi, beberapa pemimpin dunia telah terlebih dahulu menerima suntikan vaksin Covid-19, yakni Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Terpilih AS Joe Biden, Raja Salman dari Arab Saudi serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Namun, kebanyakan pemimpin dunia menerima vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech. Adapun, pemimpin dunia yang memesan vaksin dari Sinovac, yakni Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Brazil Jair Bolsonaro belum membuat pernyataan resmi bahwa mereka telah divaksin.
Namun, pada awal Desember lalu, Erdogan menegaskan bahwa dirinya akan disuntik vaksin sebagai contoh kepada publik. Turki dijadwalkan akan memulai vaksinasi pada Jumat minggu ini (15/1/2021), dilansir dari Anadolu Agency.
Sementara itu, Brazil mengumumkan tingkat evikasi vaksin Sinovac sebesar 50.4 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari yang semula ditunjukkan dan ini menjadi pukulan bagi harapan negara Amerika Latin untuk mengalahkan pandemi.
Di sisi lain, Beijing hingga saat ini belum memberikan pernyataan apapun terkait dengan vaksinasi terhadap Presiden China Xi Jinping.
Dikutip dari New York Times, hampir seluruh rumah sakit di seluruh China telah siap melakukan vaksinasi massal. Kebutuhan lemari es untuk menyimpan vaksin dan petugas kesehatan yang terlatih telah disiapkan.
Sayangnya, tidak seperti produsen vaksin di barat, kebanyakan perusahaan China belum mengungkapkan data dari uji klinis tahap akhir yang akan menunjukkan apakah vaksin mereka efektif
Hanya satu, BUMN farmasi China, Sinopharm yang telah merilis temuannya pada akhir Desember 2020. Vaksin ini menjadi vaksin pertama yang diakui oleh pemerintah China.
Dikutip dari DW, China berencana untuk memvaksinasi hingga 50 juta orang menjelang liburan Tahun Baru Imlek pada Februari untuk mencegah penyebaran virus selama perayaan.