Bisnis.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ternyata mendapat dukungan paling tinggi jika pemilu legislatif digelar sekarang.
Hal itu terungkap dari Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Dalam survei yang dilakukan pada 23-26 Desember 2020, ada 31,3 persen responden yang menyatakan akan memilih PDIP.
"Naik dibanding hasil Pemilu 2019 sebesar 19,3 persen," kata Direktur Eksekutif SMRC Sirajudin Abbas dikutip dari dokumen paparan hasil survei yang dirilis Selasa, (29/12/2020).
Dalam survei yang sama, dukungan untuk Gerindra cenderung stagnan bila dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019, yakni sebesar 13,4 persen.
Sementara itu, elektabilitas partai-partai lain berada di bawah 10 persen, yakni Golkar 5,6 persen, Partai Keadilan Sejahtera 5,2 persen, Demokrat 4,5 persen. Kemudian Nasdem 3,1 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 3 persen, Partai Persatuan Pembangunan 1,2 persen, dan Partai Amanat Nasional 1,1 persen.
Namun angka responden yang menyatakan tidak tahu atau tidak mau menjawab masih tinggi, yaitu 30,7 persen.
Baca Juga
Abbas mengatakan sementara ini tidak terjadi perubahan besar peta kekuatan partai di tingkat massa pemilih di tengah pandemi Covid-19. Suara PDIP cenderung menguat dan Gerindra stabil kendati dua kader partai tersebut terseret kasus korupsi belum lama ini, yakni Edhy Prabowo dan Juliari Batubara.
Dalam survei yang sama, SMRC mencatat bahwa kasus korupsi dua bekas menteri itu berkontribusi pada penilaian publik tentang semakin tingginya korupsi dibanding tahun lalu.
Abbas melanjutkan, suara PKS cenderung menguat dibanding partai-partai lain di kelompok elektabilitas kurang dari 10 persen. Ia menyebut partai dakwah mengambil suara dari pemilih partai Islam lain, terutama PAN dan PPP.
Di sisi lain, kecenderungan dukungan untuk Demokrat disebutnya fluktuatif tetapi secara umum lebih kompetitif dibanding partai lain dengan suara di bawah 10 persen. Menurut Abbas, Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan tampaknya mendapat tempat dengan mengancam partai-partai lain di luar PDIP dan Gerindra.
"PKS mengancam partai Islam, Demokrat dan PDIP mengancam partai-partai nasional lain terutama Golkar dan NasDem," ujar Abbas.
Abbas melanjutkan, pola ini menunjukkan bahwa peta kekuatan partai politik berdasarkan sentimen aliran politik nasionalis versus politik Islam tidak berubah di tingkat massa.
Survei ini digelar dari 23-26 Desember 2020 terhadap 1.202 responden yang dipilih secara acak. Metode yang digunakan ialah wawancara telepon. SMRC mengklaim tingkat kepercayaan surveinya 95 persen dengan margin of error 2,9 persen.