Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Dukung Austria dan Prancis untuk Perangi Islam Radikal

Masyarakat Wina, Austria, baru saja dikejutkan dengan insiden penembakan di jantung kota. Presiden Amerika Serikat Donald Trump berempati atas kejadian itu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dari dalam kamar perawatanya di rumah sakit militer di luar Washington./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dari dalam kamar perawatanya di rumah sakit militer di luar Washington./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan empatinya kepada masyarakat Wina, Austria, yang baru saja  dibuat histeris dengan adanya insiden penembakan di jantung kota.

Dalam akun Twitter resminya, @realDonaldTrump, calon presiden petahana ini menyebut serangan tersebut sebagai aksi terorisme keji di Eropa.

“Serangan jahat terhadap orang yang tidak bersalah ini harus dihentikan,” demikian cuitan Donald Trump di Twitter.

Dia juga mengungkapkan dukungannya kepada Prancis dan negara Eropa lainnya untuk melawan tindakan terorisme ini. “Amerika Serikat berdiri bersama Austria, Prancis, dan seluruh Eropa dalam perang melawan teroris, termasuk teroris Islam radikal,” tulisnya.

Dilansir dari CNN International, terjadi serangan tembakan di enam titik di jantung Wina, Austria, pada (Senin 2/11/2020) pukul 8 malam waktu setempat.

Kejadian ini menewaskan tiga orang dan melukai sedikitnya 15 orang, termasuk seorang polisi. Seorang tersangka juga ditembak hingga tewas oleh polisi.

Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan bahwa insiden ini merupakan serangan teroris yang mengerikan. Dia memperingatkan warganya agar tetap tinggal di rumah dan menugaskan pasukan tentara untuk menjaga keamanan lantaran satu orang tersangka berhasil melarikan diri.

“Apakah mungkin untuk menjalani kehidupan publik dengan normal besok, akan tergantung pada nanti malam dan kemungkinan menangkap pelakunya,” katanya.

Sebelumnya, Prancis dilanda dua serangan pembunuhan yang menewaskan seorang guru pada 16 Oktober yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad dalam kelas kebebasan berekspresi. Serangan kedua terjadi pada 29 Oktober setelah seorang laki-laki membunuh tiga orang di gereja di Nice.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper