Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Austria berencana memperketat Undang-Undang kepemilikan senjata nasional pasca insiden penembakan massal di sekolah menengah di Graz, Austria yang menewaskan 10 orang.
Mengutip Reuters pada Minggu (15/6/2025), Kanselir Austria, Christian Stocker mengonfirmasi bahwa pemerintah akan menetapkan aturan lebih ketat terkait syarat kepemilikan dan pembelian senjata api.
“Langkah-langkah yang direncanakan akan mencakup persyaratan usia serta perlakuan khusus terhadap jenis-jenis senjata tertentu,” terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Kantor Kanselir menyatakan bahwa kabinet akan menyepakati langkah-langkah tersebut pada Rabu mendatang.
Selain itu, jubir tersebut juga membenarkan laporan adanya usulan UU itu juga mencakup peningkatan peran ahli psikologi di sekolah, penambahan kehadiran polisi, perbaikan pertukaran data antar lembaga, serta pengetatan aturan terhadap individu yang dianggap berisiko.
Sebagai informasi, hingga kini pihak berwenang masih menyelidiki motif pelaku di balkik aksi penembakan yang terjadi pada Selasa (10/6/2025) lalu.
Baca Juga
Teranyar, polisi menggambarkan pelaku berusia 21 tahun itu sebagai seorang introvert dan penggemar berat permainan tembak-menembak daring, yang telah menarik diri dari kehidupan sosial sebelum merencanakan serangan tersebut.
Pada minggu lalu, pihak kepolisian menyatakan bahwa pelaku itu diduga bertindak sendirian. Pelaku membawa dua senjata api saat memasuki sekolah dan melepaskan tembakan. Setelah itu, pelaku diduga bunuh diri saat ditemukan tewas di kamar mandi sekolah.
Sebagai informasi, menurut survei dari Small Arms Survey, Austria diketahui menjadi salah satu populasi sipil dengan kepemilikan senjata terbanyak di Eropa, dengan sekitar 30 senjata api per 100 penduduk.
Sebagai perbandingan, pada 2020 lalu ada pelaku teror yang sudah pernah dihukum melakukan penembakan di pusat kota Wina, kembali melakukan penembakan yang menewaskan empat orang dan 22 lainnya luka.
Kemudian, pada November 1997 silam, seorang montir berusia 36 tahun menembak mati enam orang di kota Mauterndorf sebelum mengakhiri hidupnya sendiri.