Bisnis.com, JAKARTA – Dalam rangka Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sedunia, Kementerian Kesehatan (Kemeneks) menyebut bahwa hanya 50 persen orang Indonesia hanya punya akses ke sarana cuci tangan.
Hal ini perlu didorong untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Kemenkes bersama kementerian dan lembaga lainnya mengampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun sekaligus untuk perlindungan diri selama masa pandemi Covid-19.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kirana Pritasari mengatakan bahwa 40 persen dari populasi dunia atau setara dengan 3 miliar orang tidak punya sarana CTPS baik di rumah, sekolah, tempat kerja, faskes, serta ruang publik seperti pasar dan pusat transportasi.
“Berdasarkan Riskesdas 2018 hanya 50 persen populasi Indonesia di atas 10 tahun yang mempraktikkan cuci tangan yang benar dan kesenjangan antarprovinsi sangat besar. Dari 50 persen tersebut, akses CTPS yang ada di Jakarta 73 persen,” ungkapnya, dalam peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Kamis (15/10/2020).
Hal ini perlu didukung oleh seluruh kementerian dan lembaga untuk memperbanyak ketersediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di semua tempat.
Namun, Kirana melanjutkan, akses ke fasilitas CTPS hanya berguna jika disertai dengan perilaku CTPS ketika mencuci secara teratur di semua waktu kritis dan melakukan cara mencuci tangan yang benar.
Baca Juga
“Pasalnya, kebersihan tangan sangat penting untuk menjaga anak-anak kita, guru, dokter, tenaga kesehatan, pekerja, dan masyarakat secara umum agar aman dari Covid-19 penyakit menular lainnya,” imbuhnya.
Dalam kampanye CTPS kali ini, Kemenkes mengeluarkan seruan aksi nasional dengan mengusung tema ‘Tangan Bersih Untuk Semua’ dengan tujuan mengidentifikasi tantangan dan kendala dalam implementasi regulasi terkait promosi dan fasilitasi CTPS di ruang lingkup kerja kementerian, para mitra kerja, dan para pemangku kepentingan.
“Diharapkan pada akhir kegiatan ini dirumuskan berbagai usulan dan rekomendasi untuk CTPS sebagai perilaku hidup bersih sehat dan gaya hidup dan norma untuk semua orang,” tegasnya.
Adapun, sejak wabah Covid-19 Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk perang melawan pandemi. Tiga gelombang kampanye telah digulirkan, dengan kampanye pakai masker pada Agustus, jaga jarak pada September, dan CTPS bulan ini.
Kirana juga menjelaskan bahwa CTPS merupakan pilar kedua dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk perilaku higienis dan sanitasi.
Kelima pilar dalam STBM yaitu: pertama, Setop BAB Sembarangan; kedua, CTPS; ketiga, pengamanan air minum dan makanan rumah tangga; keempat, pengelolaan sampah rumah tangga; kelima, pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Pelaksaana kampanye CTPS i tengah digencarkan dan dilaksanakan serentak mulai 7 Oktober – 6 November 2020 yang didukung surat telegram Kemendagri dan ditujukan kepada pemerintah daerah serta iklan layanan masyarakat lewat berbagai media, termasuk media sosial.