Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eijkman: 173 Juta Penduduk Indonesia Perlu Vaksinasi Covid-19

Jika diperlukan dua kali suntikan vaksin, maka kebutuhan vaksin akan menjadi sekitar 346 juta ampul vaksin.
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan perlu vaksinasi Covid-19 setidaknya 173 juta penduduk Indonesia untuk menciptakan kekebalan populasi (herd immunity).

Jika diperlukan dua kali suntikan vaksin, maka kebutuhan vaksin akan menjadi sekitar 346 juta ampul vaksin.

Kebutuhan vaksin untuk herd immunity tersebut tidak mungkin bisa terpenuhi dari luar, sehingga perlu pengembangan vaksin secara mandiri.

Eijkman mengembangkan vaksin dengan platform sub unit protein rekombinan. Antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi akan bekerja untuk mencegah terjadinya penempelan virus pada sel manusia, dan pelepasan materi genetik virus ke dalam sel manusia.

"Kita melihat kapasitas produksi vaksin baik dunia maupun di Indonesia seberapa besar, karena kapasitas produksi di dunia pun hanya kurang lebih separuh dari jumlah penduduk dunia, hanya sekitar 3 miliar vaksin untuk tujuh miliar penduduk. Nah, tentunya melihat situasi seperti ini Indonesia tidak bisa tergantung pada luar negeri," ujarnya dalam dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan, Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2020.

Sementara itu, PT Bio Farma mengatakan telah melakukan transfer teknologi dan mendukung kemandirian bangsa dalam memproduksi vaksin Covid-19 sebagai strategi dalam penyediaan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Indonesia.

"Kami punya strategi jangka pendek di mana kami melakukan transfer teknologi proses hilir dan untuk capacity building (pembangunan kapasitas) dari calon mitra kami, kami kerja sama dengan Sinovac China, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)," kata Neni Nurainy dari Divisi Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma dalam dalam seminar tersebut.

Sementara, untuk strategi jangka menengah dan jangka panjang, maka harus ada pengembangan vaksin dari proses hulu. Itu diperlukan untuk kesiapan Indonesia dan kemandirian pengembangan sumber daya dalam mengembangkan vaksin Merah Putih.

Pengembangan vaksin dari proses hulu itu didukung dengan dibentuknya konsorsium vaksin Covid-19 nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper