Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia tengah membahas kemungkinan uji klinis tahap 3 vaksin yang dikembangkan Imperial College London (ICL).
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat press briefing di London, Rabu (14/10/2020).
Kerja sama ini disahkan melalui penandatanganan letter of intent antara ICL, VacEquity Global Health ltd (VGH) dan Kementerian Kesehatan.
"Indonesia dan ICL masih terus membahas kemungkinan dilakukannya ujiklinis tahap 3 vaksin saRNA di Indonesia," ujarnya.
Vaksin saRNA ini memiliki arti penting karena memungkinkan pengembangan unit manufaktur modular atau pop up yang dapat memastikan akses cepat atas vaksin di manapun di dunia.
Dalam pertemuan dengan ICL dan VGH, Menlu Retno membahas berbagai potensi kerja sama strategis ke depan diantaranya pengembangan platform vaksin self-amplifying RNA (saRNA).
Selain itu, Menlu Retno juga membahas soal pencegahan dan pengendalian penyakit menular, teknologi kesehatan dan peningkatan SDM di bidang kesehatan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan tengah menjajaki kerja sama dengan ICL untuk mengembangkan vaksin self amplifying RNA (saRNA). Harga per dosisi ditaksir mencapai 5 pound sterling - 10 pound sterling.
Menlu Retno yang didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Sekjen Kementerian Kesehatan Oscar Primadi berangkat menuju London pada Senin (12/10/2020).
Tujuan perjalanan dinas ini adalah membicarakan terkait dengan mengamankan komitmen dari sumber lain untuk vaksin Covid-19 dalam rangka kerja sama vaksin bilateral.
Setelah pertemuan di Inggris, Menlu Retno akan melanjutkan perjalanan ke Bern dan Jenewa di Swiss.