Bisnis.com, JAKARTA – Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI) bakal segera meluncurkan platform digital Kedai Reka sebagai jembatan antara dunia industri dengan dunia pendidikan tinggi.
Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam mengatakan bahwa saat ini semua baik industri dan pendidikan tinggi punya laju sendiri-sendiri, jadi banyak missing link.
"Ini harus kita sambungkan sehingga bisa saling mengakselerasi satu sama lain," ujarnya, Senin (7/9/2020).
Hal itu menjadi pendorong Dikti untuk membentuk platform untuk berkolaborasi, sehingga kebutuhan masing-masing baik perguruan tinggi maupun industri bisa saling mendukung dan didukung.
"Kedai Reka dibuat sesuai dengan spirit ketika datang ke kedai tidak ada batas birokrasi dan sebagainya, semua sama bisa saling bertukar pikiran dan memecahkan masalah bersama-sama sehingga tidak hanya bisa bertemu ide dan inovasi, tapi juga SDM," jelasnya.
Korrdinator Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ahmad Aditya menambahkan bahwa dalam platform ini nantinya semua baik kampus besar maupun kampus kecil, industri dari UMKM sampai industri multinasional bisa bergabung.
Baca Juga
"Jadi sumber daya dan inovasi dari kampus kecil yang selama ini belum optimal dan tidak diketahui banyak industri bisa lebih dikenal," kata Adit.
Dia menjelaskan Kedai Reka memiliki dua manfaat. Pertama, untuk memerdekakan ekosistem dengan memangkas birokrasi untuk menghubungkan industri dengan perguruan tinggi.
"Kalau sudah merdeka, semua kampus punya akses yang adil untuk mengakses industri. Kalau ada ruang untuk berdialog, akan memberikan akses yang adil. Tak hanya perguruan tinggi besar, tapi termasuk yang kecil akan punya kans yang sama dan menawarkan inovasi terbaiknya kepada industri," jelasnya.
Kedua, adalah untuk pemerataan kualitas perguruan tinggi dan SDM di Indonesia.
"Kalau ada SDM bagus meskipun di kampus kecil, tetap punya kesempatan inovasi yang sama dengan kampus besar. Anak Indonesia semuanya ounya kans yang sama untuk memberikan inovasi terbaiknya untuk Indonesia," jelasnya.