Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tuding Jerman Tak Transparan dalam Kasus Navalny

Rusia menuding Jerman menutup-nutupi kondisi kesehatan dan pemeriksaan terhadap Alexei Navalny.
Pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny (kiri) dan istrinya, Yulia (kanan), berjalan bersama para pengunjuk rasa lainnya dalam sebuah demonstrasi di Moskow, Rusia, Sabtu (29/2/2020)./Bloomberg-Andrey Rudakov
Pemimpin oposisi Rusia Alexey Navalny (kiri) dan istrinya, Yulia (kanan), berjalan bersama para pengunjuk rasa lainnya dalam sebuah demonstrasi di Moskow, Rusia, Sabtu (29/2/2020)./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Rusia menuding Jerman menutup-nutupi pemeriksaan dalam kasus peracunan terhadap Alexei Navalny. Tudingan itu dilayangkan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada konferensi video Jumat (4/9/2020).

"Dokter-dokter kami [Rusia] bisa lebih transparan terhadap para jurnalis dan pihak-pihak yang tertarik dengan kasus itu. Kami terngah berupaya berdialog dengan Jerman dan berharap mendapat informasi yang sepantasnya," ungkap Peskov, seperti dikutip Bloomberg.

Komentar Peskov membuat tensi Rusia-Jerman kian panas. Sehari sebelumnya kanselir Jerman Angela Merkel menggertak Rusia dan menanyakan apa tendensi peracunan tersebut. Mereka menduga kuat kasus yang menimpa Navalny diinisiasi oleh orang-orang di lingkaran Vladimir Putin.

Navalny, yang merupakan kritikus paling vokal terhadap rezim Vladimir Putin, keracunan teh yang dicampuri zat tertentu dalam perjalanan dari Tomsk ke Moskwa usai menghadiri kampanye salah satu kadernya. Nyawanya terselamatkan setelah pesawat berhasil melakukan pendaratan darurat di Omsk.

Meski demikian, Navalny berada dalam kondisi kritis. Dia akhirnya dilarikan ke Jerman untuk mendapat perawatan yang memadai pada Minggu (23/8).

Setahun lalu, Navalny juga sempat menderita alergi akut karena racun yang dicampurkan ke makanannya saat ditahan di Penjara Moskow. Dia ditahan karena ikut serta dalam demonstrasi anti pemerintah.

Insiden yang dialami Navalny turut mengundang keprihatinan dari negara lain. Selain Jerman, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab misalnya, mendesak agar dilakukan investigasi serius terkait kasus ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper