Bisnis.com, JAKARTA - Jerman menyatakan ada bukti kuat bahwa oposisi Rusia Alexei Navalny diracun dengan racun saraf Novichok.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Navalny adalah korban percobaan pembunuhan dan dunia akan meminta jawaban dari Rusia.
Dia diterbangkan ke Berlin setelah jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia bulan lalu dan hingga kini tetap koma.
Timnya mengatakan dia diracun atas perintah Presiden Vladimir Putin. Akan tetapi, Kremlin membantah tuduhan tersebut sperti dikutip BBC.com, Kamis (3/9/2020).
Juru Bicara Kremlin Maria Zakharova meminta Jerman untuk bertukar informasi secara penuh.
Dia menyayangkan tuduhan Novichok tidak didukung oleh bukti.
Baca Juga
"Di mana faktanya, di mana rumusnya, setidaknya semacam informasi?" tanyanya.
Novichok juga digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada tahun 2018.
Meski mereka selamat, akan tetapi seorang wanita Inggris kemudian meninggal di rumah sakit.
Inggris menuduh intelijen militer Rusia melakukan serangan itu.
Sementara iru, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk serangan terbaru itu sebagai "keterlaluan".
"Pemerintah Rusia sekarang harus menjelaskan apa yang terjadi pada Navalny, dan kami akan bekerja dengan mitra internasional untuk memastikan keadilan ditegakkan," katanya.
Setelah pemerintah di Berlin merilis hasil tes toksikologi yang dilakukan di laboratorium militer, Kanselir Merkel mengatakan ada "pertanyaan serius yang hanya bisa dan harus dijawab oleh Pemerintah Rusia".
"Seseorang mencoba membungkam [Tuan Navalny] dan atas nama seluruh pemerintah Jerman, saya mengutuknya dengan sangat keras," katanya.
Merkel mengatakan NATO dan mitra Uni Eropa telah diberitahu tentang hasil penyelidikan itu dan mereka akan memutuskan tanggapan yang sama dan tepat berdasarkan reaksi Rusia.
Istri Navalny, Yulia Navalnaya dan Duta Besar Rusia untuk Jerman juga akan diberitahu tentang temuan itu, kata Merkel.