Bisnis.com, JAKARTA - Diplomat China yang berada di Amerika Serikat dibatasi aktivitas perjalanan dan pertemuannya oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (3/9/2020), Sekretaris Negara AS Michael Pompeo mengatakan pihaknya ingin membalas pembatasan yang dilakukan Partai Komunis China terhadap para diplomat Negeri Paman Sam.
Di bawah aturan baru tersebut, diplomat senior China harus mendapatkan izin untuk mengunjungi kampus universitas atau bertemu dengan pejabat lokal, demikian pernyataan resmi pemerintah AS yang dirilis pada Rabu (2/9/2020).
Selain itu, kegiatan budaya China di luar agenda konsular juga memerlukan persetujuan jika dihadiri oleh lebih dari 50 orang.
"Kami hanya menuntut timbal balik," kata Pompeo, yang mengindikasikan bahwa pembatasan dari Pemerintah AS tersebut akan dicabut jika China juga melakukan hal yang sama.
"Akses untuk diplomat kami di China seharusnya sama dengan akses yang diterima oleh diplomat China di AS," tambahnya.
Kebijakan tersebut menjadi langkah paling anyar dari rangkaian aksi balas membalas kedua negara, dari sanksi ekonomi, batas perdagangan, hingga soal hubungan diplomatik.
Pompeo berpendapat bahwa China sedang melancarkan kampanye mata-mata dan pencurian kekayaan intelektual skala besar di AS.
Bertahun-tahun, diplomat AS di China telah dibatasi tujuan bepergiannya serta orang-orang yang bisa ditemui. Pembatasan kunjungan ke universitas juga menunjukkan perhatian pemerintah AS terhadap kemungkinan mahasiswa dan diplomat China menggunakan kontak untuk mencuri penelitian dan teknologi AS.
Pemerintah AS juga mulai membatasi jumlah reporter China yang bisa dijadikan karyawan media di Negeri Paman Sam. Hal ini sebagai respons kebijakan Pemerintah China yang memaksa keluar reporter-reporter media AS, seperti Wall Street Journal, the Washington Post, dan lainnya, dari negara tersebut.