Bisnis.com, JAKARTA - Editor Metro TV Yodi Prabowo didgua mengalami depresi serta melakukan bunuh diri. Jasad Yodi ditemukan dengan luka tusukan di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat, (10/7/2020).
Namun, dugaan itu dibantah oleh orang tua mendiang.
"Kalau Yodi ke RSCM itu saya tidak tahu sama sekali, tapi kalau konsul ke dokter kulit itu memang benar tanggal 1 Juli, saya juga sempat lihat hasilnya negatif dan HIV-nya nonreaktif," kata Suwandi, ayah dari Yodi, saat ditemui di rumahnya di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (25/7/2020).
Suwardi juga tidak mengetahui kalau anaknya itu mengkonsumsi amphetamine seperti yang dikatakan oleh pihak kepolisian.
"Ya sekarang kalau depresi juga tidak mungkin, anak saya masih masuk kerja dan bekerja normal. Kalau dia depresi kan kerjaannya pasti tidak fokus, bisa ngedit enggak, aneh saja kalau dibilang depresi," ujarnya.
Walaupun Yodi tidak bicara, lanjut Suwardi, setidaknya pasti terlihat dari gelagat dia sehari-hari sebelum ditemukan tewas. Menurutnya, keluarga tidak menemukan tanda- tanda anaknya tersebut depresi.
Baca Juga
"Dia masih semangat kerja, masih rajin kerja, buktinya dia kerja menyelesaikan semua tugasnya. Di rumah juga sebelum berangkat adiknya minta dibelikan makanan kemudian dibelikan. Terus lihat adiknya kepedesan dia tertawa, ya lucu saja orang seperti itu dibilang depresi," ungkapnya.
Sebelumnya keluarga dari Yodi Prabowo, Editor Metro TV yang ditemukan tewas dengan luka tusukan di tubuhnya di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel, pada Jumat, 10 Juli 2020 merasa ada yang janggal dengan kematiannya.
"Seperti ada yang janggal, anak saya kalau berangkat dan pulang kerja itu selalu seragamnya masih dipakai, pada saat ditemukan anak saya tidak pakai seragam," kata Turinah (43), ibu almarhum Yodi Prabowo.