Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bankir Fed Perkirakan Tingkat Pengangguran AS Tetap Tinggi Sepanjang 2020

Robert Kaplan, Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, mengatakan akan ada pertumbuhan pekerjaan mulai bulan ini, tetapi hal itu tak akan mampu menopang tingkat serapan lapangan kerja di AS.
Ilustrasi Bisnis.com
Ilustrasi Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun lapangan kerja di Amerika Serikat akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, pengangguran diperkirakanakan tetap tinggi hingga akhir tahun.

Robert Kaplan, Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, mengatakan akan ada pertumbuhan pekerjaan mulai bulan ini, tetapi hal itu tak akan mampu menopang tingkat serapan lapangan kerja di AS.

Dilansir Bloomberg, Senin (15/6/2020), Kaplan memperkirakan tingkat pengangguran akan ditutup pada angka 8 persen atau lebih pada 2020. Sementara pada Mei, tingkat pengangguran turun menjadi 13,3 persen dari bulan sebelumnya sebesar 14,7 persen. Angka tersebut mengejutkan para ekonom yang secara luas memperkirakan akan terjadi peningkatan lebih lanjut karena efek dari penutupan ekonomi akibat pandemi.

Sementara itu, menurut proyeksi median triwulanan Fed yang dirilis 10 Juni 2020, pengangguran diperkirakan akan turun menjadi 9,3 persen dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Kaplan mengatakan tingkat pengangguran dapat mencapai puncak 20 persen pada 2020.

Bankir sentral AS mempertahankan suku bunga mendekati nol pada pertemuan kebijakan pekan lalu dan mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sama hingga 2022 dalam upaya membantu ekonomi pulih dari penurunan tertajam sejak Depresi Hebat.

Fed telah mengumumkan sembilan program pinjaman darurat untuk menjaga kredit mengalir selama pandemi, dan Kongres telah menyetujui sekitar US$3 triliun bantuan.

Bank sentral juga telah menyatakan keprihatinan karena pandemi memukul komunitas kulit hitam dengan keras. Meskipun pengangguran kulit putih turun pada Mei bersama dengan tingkat keseluruhan, tingkat pengangguran orang kulit hitam Amerika naik menjadi 16,8 persen.

"Ekonomi yang lebih inklusif di mana setiap orang memiliki peluang akan berarti pertumbuhan tenaga kerja yang lebih cepat, pertumbuhan produktivitas yang lebih cepat, dan kami akan tumbuh lebih cepat, jadi saya pikir kami berhak untuk fokus pada hal ini dan memahaminya," kata Kaplan.

Kaplan menegaskan pihaknya menentang rasisme dalam segala bentuknya dan akan terus bekerja untuk mencapai kesetaraan penuh dan ekonomi yang inklusif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper