Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Fahri Hamzah mengapresiasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas kritik yang dilayangkannya terkait kebijakan penanganan Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah pusat.
Fahri menyebutkan kondisi saat ini menjadi waktu yang tepat untuk berbicara termasuk terhadap kebijakan pemerintah Indonesia. Dia mendukung mantan Mendikbud itu terus berbicara apa adanya.
“Dear pak @aniesbaswedan bagus bapak tempur di dalam pak. Ini waktunya memanfaatkan amanah untuk bicara apa adanya di sini. Di dalam negeri. Kontestasi ide dan keputusan sehat bagi kebaikan rakyat. Jangn ragu!” kicaunya di Twitter, Selasa (12/5/2020).
Dear pak @aniesbaswedan Bagus bapak tempur di dalam pak...ini waktunya memanfaatkan amanah untuk bicara apa adanya di sini..di dalam negeri...kontestasi ide dan keputusan sehat bagi kebaikan rakyat.. jangn ragu! https://t.co/CQaCvkCmHT
— #2020ArahBaru (@Fahrihamzah) May 11, 2020
Unggahan Fahri Hamzah dibarengi dengan sebuah judul berita mengenai Anies yang mengeluhkan tidak konsistennya kebijakan pemerintah pusat menangani Corona.
Di samping itu, Fahri turut mengkrittik kelakuan elit global dalam kasus Covid-19 kerap membingungkan. Pasalnya dari berbagai penanganan kasus, mereka dinilai cenderung tidak terbuka dan memiliki banyak agenda tersembunyi.
"Kelakuan elite global dalam kasus #Covid19 ini membingungkan. Mereka tidak terbuka. Banyak hidden agenda. Yang demokrat, yang komunis atau fasis podoae. Semprul!” tulisnya.
Baca Juga
Sementara itu, dalam berita Sunday Morning Herald berjudul 'Not allowed to do testing: Governor says Jakarta was tracking Covid-19 cases in January', Anies mengkritik cara pemerintah menangani Corona.
Dalam salah satu kutipannya, Anies mengatakan bahwa pada 6 Januari setelah mendengar kasus meningkat di Wuhan, Pemprov mulai mengadakan pertemuan dengan semua rumah sakit di Jakarta untuk memberi tahu kasus yang ada.
Dia menyebut pada Februari, Pemprov langsung menetapkan kebijakan agar seluruh unsur pemerintahan diberi ruas menangani Covid-19.
“Dan kemudian ketika angkanya mulai naik terus menerus, pada saat itu kami tidak diperbolehkan melakukan pengujian. Jadi, setiap kali ada kasus, kami mengirim sampel ke lab nasional [yang dikendalikan pemerintah]. Dan kemudian lab nasional akan menginformasikan, positif atau negatif. Pada akhir Februari, kami bertanya-tanya mengapa semuanya negatif?” cerita Anies.
#harikesembilanbelas
— #2020ArahBaru (@Fahrihamzah) May 11, 2020
Kelakuan elite global dalam kasus #COVID19 ini membingungkan...
Mereka tidak terbuka...
Banyak hidden agenda...
Yang demokrat, yang komunis atau fasis podoae...
Semprul!
Kendati demikian saat itu pemerintah provinsi memutuskan untuk menyampaikan kabar tersebut kepada publik. Setelah itu, Kementerian Kesehatan baru menanggapi temuan tersebut dan mengatakan tidak ada kasus positif.
Dalam pemberitaan itu disebutkan sepanjang Januari - Februari, Menteri Kesehatan Terawan Agus berulangkali menyangkal bahwa Indonesia memiliki kasus Corona meskipun ditemukannya bukti yang bertentangan. Adapun, Presiden Jokowi belakangan mengakui menahan informasi dari masyarakat untuk menghindari kepanikan.