Bisnis.com, JAKARTA - Ramainya keraguan terhadap keamanan aplikasi video conference Zoom tidak menghalangi parlemen Inggris untuk menggunakannya.
Pada Rabu (22/4/2020), untuk pertama kalinya dalam 700 tahun, parlemen Inggris menggelar rapat dengan menggunakan aplikasi video conference tersebut. Pengganti sementara Perdana Menteri Boris Johnson, Dominic Raab, menjadi figur pemerintah pertama yang ikut mencicipinya.
Rapat parlemen tersebut tidak sepenuhnya menggunakan Zoom. Zoom hanya digunakan oleh mereka yang diminta untuk tidak hadir secara fisik di Westminster. Mengutip Reuters, anggota parlemen yang diperbolehkan berada di Westminster hanyalah 50 orang.
"Maksimum 50 anggota parlemen diperbolehkan berada di ruang debat sementara 120 sisanya menggunakan aplikasi Zoom yang diproyeksikan ke ruangan," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (22/4/2020) malam.
Karena rapat kemarin adalah pertama kalinya Zoom digunakan, tak ayal beberapa masalah teknis terjadi. Misalnya, dalam beberapa kesempatan, suara anggota parlemen gagal terdengar ketika mereka mengajukan pertanyaan.
Salah satunya dialami anggota parlemen dari Partai Konservatif, Peter Bone. Ketika tengah mengajukan pertanyaan ke Dominic Raab, tiba-tiba suaranya hilang. Alhasil, meski mukanya bergerak, suara Bone tidak terdengar sama sekali.
Baca Juga
"Saya rasa saya sudah menangkap poin pertanyaannya," ujar Raab
Selain suara tidak terdengar, gangguan koneksi juga terjadi pada salah satu anggota parlemen. Ia gagal terhubung ke Westiminster untuk beberapa saat sebelum akhirnya berhasil.
Uniknya, anggota parlemen yang mengikuti rapat via Zoom tetap berpakaian rapi, tidak berpakaian bebas. Mereka mengenakan pakaian formal seperti jas dan dasi. Meski begitu, mereka tidak mempermak latar belakang mereka sehingga Dominic Rabb bisa melihat interior rumah masing-masing anggota parlemen.
"Simbolik bukan? 700 tahun parlemen bekerja, tiba-tiba kita harus berganti dengan cara yang baru. Ini baru permulaan, bukan akhir. Kami menginginkan sistem yang solid dari pengalaman ini," ujar Ketua Parlemen, Lindsay Hoyle.
Sebagaimana diketahui, aplikasi Zoom banyak digunakan ketika pandemi virus Corona menyerang. Namun, di beberapa negara, apalikasi tersebut mulai dibatasi atau dilarang penggunaannya karena dianggap kurang aman.