Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Negara Ragukan Kim Jong-un Kritis setelah Operasi Kardiovaskular

Mereka memilih untuk menyelidiki lebih lanjut soal informasi intelijen yang kabarnya didapatkan oleh pejabat Amerika itu. Salah satu negara yang meragukan hal tersebut adalah Jepang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berbicara kepada para stafnya saat mengunjungi sebuah proyek pembangunan di Samjiyon, Korea Utara (10/7/2018)./Reuters-KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berbicara kepada para stafnya saat mengunjungi sebuah proyek pembangunan di Samjiyon, Korea Utara (10/7/2018)./Reuters-KCNA

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara tetangga Korea Utara, yaitu Jepang, China, dan Korea Selatan, meragukan kabar Kim Jong-un dalam kondisi kritis usai menjalani operasi kardiovaskular.

Mereka memilih untuk menyelidiki lebih lanjut soal informasi intelijen yang kabarnya didapatkan oleh pejabat Amerika itu. Salah satu negara yang meragukan hal tersebut adalah Jepang.

Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, mengatakan bahwa pemerintahannya akan menggunakan segala upaya untuk mengonfirmasi kabar kritisnya pemimpin Korea Utara.

"Kami akan berupaya sekeras mungkin dan menganalisa segala informasi yang ada. Kami juga akan bekerjasama dengan Amerika dan negara lainnya," ujar Motegi sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa (21/4/2020).

Hal senada juga disampaikan oleh pemerintah China. Perwakilan dari Depertamen Internasional Partai Komunias China menyampaikan bahwa pihaknya tidak percaya Kim Jong-un benar-benar kritis. Menurut mereka, info intelijen yang beredar tidak akurat.

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan membenarkan bahwa Kim Jong-un baru saja menjalani operasi Kardiovaskular pada 12 April lalu. Namun, dia tidak dalam kondisi kritis. Mengacu pada berita dari Daily NK, media lokal Korea Selatan, Kim Jong-un sedang menjalani perawatan di rumah peristirahatannya yang terletak di Gunung Kumgang.

"Sejauh yang kami tahu, dia memang menderita penyakit kardiovaskular sejak Agustus tahun lalu. Kondisinya memburuk usai berkunjung ke Gunung Paektu," ujar sumber pemerintahan Korea Selatan sebagaimana dikutip dari Reuters.

Uniknya, pejabat di Amerika juga ikut meragukan info yang tersebar tersebut. Salah seorang pejabat, yang memahami internal pemerintah Amerika, mengatakan bahwa kalaupun Kim Jong-un benar sakit, info itu tidak akan dibuka ke publik karena terlalu sensitif.

"Segala informasi yang kredibel tentang Kim Jong-un adalah informasi intelijen yang sensitif dan tidak akan semudah itu dibuka ke publik," ujarnya, yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Sebagai catatan, kabar soal sakitnya Kim Jong-un dipicu absennya dia dari ulang tahun kakeknya pada tanggal 15 April lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper