Bisnis.com, JAKARTA – Coca-Cola Co. mengatakan dampak pandemi Covid-19 telah mengaburkan proyeksi kinerja perusahaan pada tahun ini.
Coca-Cola juga memperingatkan bahwa dampak virus corona pada kuartal kedua akan lebih terlihat.
Dilansir dari Bloomberg, raksasa produsen minuman tersebut mencatat penurunan volume penjualan sekitar 25 persen secara global sejak awal April, berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Selasa (21/4/2020).
Efek dari langkah pembatasan interaksi sosial dan lockdown telah menekan penjualan terutama di luar negeri, karena stadion dan pusat hiburan, yang menjadi sumber pendapatan mayoritas perusahaan telah ditutup. Dampak utama pada kinerja setahun penuh akan tergantung pada durasi kebijakan pembatasan tersebut.
Laba per saham dan pendapatan organik melampaui ekspektasi analis pada kuartal pertama. Saham Coke juga berflukuasi sepanjang awal perdagangan Selasa.
"Meskipun dampak utamanya tidak dapat diprediksi, perusahaan percaya tekanan pada bisnis bersifat sementara dan tetap optimis melihat peningkatan berurutan di paruh kedua tahun 2020,” ungkap Coca-Cola, seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga
Perusahaan mengatakan penjualan sempat melonjak di masa-masa awal kebijakan pembatasan mulai diberlakukan karena banyak orang yang membeli dalam jumlah besar, namun kembali ke level normal tak lama setelahnya. Sementara itu, penjualan e-commerce meningkat tajam.
Volume penjualan minuman ringan turun 2 persen pada kuartal pertama, didorong oleh penurunan di China.