Bisnis.com, JAKARTA - Nigeria melaporkan dua kasus keracunan akibat penggunaan chloroquine setelah Presiden AS Donald Trump memuji obat anti-malaria sebagai pengobatan untuk virus corona baru.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (22/3/2020), dua orang dirawat di rumah sakit di Lagos, Nigeria karena overdosis chloroquine. Temuan mengenai warga yang keracunan itu disampaikan oleh Oreoluwa Finnih, asisten kesehatan senior untuk Gubernur Lagos,
Adapun sebelumnya, para pejabat kesehatan Nigeria telah memperingatkan warganya untuk tidak melakukan pengobatan sendiri setelah permintaan obat melonjak di Lagos, sebuah kota yang menampung 20 juta orang.
"Tolong jangan panik, Chloroquine masih dalam tahap uji coba dalam kombinasi dengan obat lain dan belum diverifikasi sebagai pilihan pencegahan, pengobatan atau kuratif," ujar Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria dalam pesan singkat yang disebarkan ke masyarakat, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (22/3/2020).
Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria memperingatkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyetujui penggunaan obat tersebut untuk melawan virus corona. Seperti diketahi, negara terpadat di Afrika itu melaporkan 22 orang positif terinfeksi virus corona pada Sabtu, (21/3/2020).
Penggunaan chloroquine sebagai obat virus corona meningkat di beberapa belahan dunia setelah Trump mengatakan pada Kamis (20/3/2020) bahwa obat tersebut merupakan titik balik perlawanan terhadap Covid-19.
Baca Juga
Hal itu turut membuat rumah sakit di AS bergegas untuk menimbun obat. Pemerintah Indonesia pun turut memesan 3 juta obat chloroquine yang sedianya akan digunakan untuk mengobati pasien corona. Selain chloroquine, pemerintah juga memesan 2 juta obat avigan.