Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan mengatakan akan mengucurkan anggaran tambahan senilai 11,7 triliun won atau US$9,8 miliar untuk membantu bisnis yang terkena dampak wabah virus corona.
Dilansir Bloomberg, Rabu (4/3/2020), rencana itu diumumkan beberapa jam setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga 0,5 persen dalam langkah darurat pertama sejak krisis keuangan 2008.
Rencana itu akan menambah anggaran pengeluaran tahunan menjadi 8,5 triliun won, angka terbesar sejauh ini. Sedangkan 3,2 triliun won lainnya akan dicanangkan untuk mengatasi kekurangan pajak pendapatan.
Pemerintah Korea Selatan akan menyerahkan rencana anggaran tambahan ini untuk disetujui parlemen pada Kamis 5 Maret 2020. Obligasi pemerintah senilai 10,3 triliun won akan dikeluarkan untuk mendanai rencana tersebut. Hal ini akan meningkatkan rasio utang terhadap PDB menjadi 41,2 persen dari 39,8 persen.
Data terbaru dari Korea Selatan menunjukkan epidemi tersebut menekan permintaan domestik dan memukul rantai pasokan. Pabrik-pabrik di dalam negeri dan di China beroperasi jauh di bawah kapasitas normal. Presiden Moon Jae-in sebelumnya menyerukan langkah-langkah luar biasa untuk melindungi ekonomi Korea Selatan.
Anggaran baru itu mengalokasikan 2,3 triliun won untuk dukungan medis, berupa pembangunan klinik dan tunjangan pasien. Sebanyak 2,4 triliun won lainnya akan digunakan untuk memberikan pinjaman dan subsidi untuk bisnis, sementara 3 triliun won akan digunakan untuk mendukung keluarga dan pekerjaan berpenghasilan rendah.
Baca Juga
Sebelum virus menyerang, ekonomi Korea Selatan menunjukkan beberapa tanda-tanda pemulihan, yang sekarang tampaknya telah digerogoti atau ditunda epidemi. Bank of Korea bulan lalu memangkas perkiraan pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 2,1 persen dari 2,3 persen.
Sementara itu, para menteri keuangan group of 7 (G7) juga mengeluarkan pernyataan mengenai kesiapan bertindak untuk melindungi ekonomi mereka dari virus yang menyebar. Bank of Korea mengadakan pertemuan darurat pagi ini, tetapi belum ada hasil yang diumumkan.
Virus corona yang mematikan telah memukul ekonomi negara yang sebelumnya tanpa cela, bahkan wabah ini memunculkan kekhawatiran mengenai resesi. Di Italia, titik terdampak paling parah di Eropa, pemerintahnya telah mengumumkan anggaran 3,6 miliar euro (US$4 miliar) dalam tindakan darurat, sementara Hong Kong mengucurkan anggaran yang mencakup pemberian uang tunai kepada penduduk.
Sementara itu, beberapa bank sentral Asia telah menurunkan suku bunga sebagai respons terhadap virus. Bank of Korea mengambil pendekatan yang lebih tepat sasaran, dengan mengatakan bahwa menyalurkan pinjaman yang lebih murah ke bisnis adalah cara yang lebih efektif untuk menangani krisis untuk saat ini.