Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya 29 tentara Turki tewas dalam serangan udara oleh pasukan Pemerintah Suriah di provinsi yang berada di barat laut Idlib, sehingga meningkatkan jumlah korban tewas dari sebelumnya, kata seorang gubernur di Provinsi Hatay pagi ini, Jumat (28/2/2020).
Kejadian itu diperkirakan akan memicu eskalasi konflik di wilayah tersebut di tengah meningkatnya jumlah pengungsi.
Angka kematian itu merupakan jumlah terbesar dari kematian yang diderita oleh Turki dalam satu hari sejak mulai mengirim ribuan tentara ke Idlib dalam beberapa pekan terakhir.
Serangan Pemerintah Suriah terebut didukung oleh Rusia untuk merebut kubu pertahanan terakhir negara yang dikuasai oposisi yang dihuni lebih dari tiga juta orang.
Aksi pengeboman dan serangan darat telah membuat hampir satu juta orang terpaksa mengungsi sejak Desember tahun 2019. Lebih dari setengah pengungsi adalah anak-anak.
Setelah serangan itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan keamanan darurat dua jam di Ankara yang dihadiri oleh para menteri dan pejabat militer seperti dikutip aljazeera.com, Jumat (28/2/2020).
Baca Juga
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berbicara melalui telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Sementara itu, BBC.com melaporkan setidaknya 20 warga sipil, termasuk sembilan anak-anak, tewas dalam serangan yang dilancarkan tentara Suriah ke wilayah Idlib pada Selasa.
Sedangkan Kelompok HAM di Suriah menyatakan sekolah dan rumah sakit menjadi target dalam serangan terbaru di Idlib.
The Union of Medical Care and Relief Organizations (UOSSM) mengatakan sepuluh sekolah dan rumah sakit pusat Idlib dibombardir oleh serangan udara dan darat.