Bisnis.com, JAKARTA - Parlemen Malaysia akan bersidang pada 2 Maret 2020 untuk menentukan siapa perdana menteri berikutnya, ujar Perdana Menteri Sementara (Plt) Mahathir Mohamad dengan alasan karena tidak ada kandidat yang menguasai mayoritas parlemen saat ini.
Berbicara di sebuah konferensi pers setelah meluncurkan paket stimulus ekonomi RM20 miliar (US$4,74 miliar) untuk mengurangi dampak COVID-19, Mahathir mengatakan jajak pendapat bisa dilakukan jika parlemen gagal mencapai keputusan setelah melakukan sidang.
"(Raja Malaysia) mengatakan dia tidak dapat menemukan calon pemimpin siapa pun dengan dukungan mayoritas. Dia mengatakan forum yang tepat adalah parlemen," ujar Mahathir setelah dipanggil ke Istana Raja pada hari sebelumnya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (28/2/2020).
"Dewan Rakyat akan dipanggil pada tanggal 2 bulan depan untuk menentukan siapa yang mendapat dukungan mayoritas untuk menjadi perdana menteri berikutnya," tambahnya.
Raja Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada hari Selasa (25/2/2020) dan Rabu (26/2/2020) memanggil semua anggota parlemen (MP) ke istana untuk menyatakan pilihan mereka sebagai calon perdana menteri setelah Mahathir mengajukan pengunduran dirinya pada hari Senin (24/2/2020).
Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), yang menarik diri dari koalisi Pakatan Harapan (PH) yang berkuasa, pada awalnya mendukung Mahathir untuk melanjutkan sebagai perdana menteri.
Baca Juga
Sedangkan tiga anggota koalisi PH lainnya menyatakan akan mendukung Anwar Ibrahim, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR).
Di sisi lain, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) telah menyerukan agar parlemen dibubarkan untuk membuka jalan bagi pemilihan baru.
Sementara itu, media lokal Malaysian Insight, sebagaimana mengutip seorang politisi Bersatu, menyatakan bahwa bahwa kelompok sempalan yang dipimpin Bersatu dan Azmin Ali dari PKR akan mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri berikutnya.
"Ya, kami mendukung Muhyiddin termasuk 11 orang independen dari blok Azmin," kata politisi Redzuan Yusof, menurut Malaysian Insight.