Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabatannya Terancam, Netanyahu Didakwa Kasus Korupsi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didakwa atas berbagai tuduhan korupsi yang berpotensi mengakhiri karier politiknya yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/REUTERS-Ronen Zvulun
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu/REUTERS-Ronen Zvulun

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didakwa atas berbagai tuduhan korupsi yang berpotensi mengakhiri karier politiknya yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Jaksa Agung Avichai Mandelblit "memutuskan untuk mengajukan tuntutan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena pelanggaran menerima suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan," menurut pernyataan Kementerian Kehakiman seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (22/11/2019).

Netanyahu, yang menyangkal keras semua tuduhan itu, menjadi perdana menteri Israel pertama yang didakwa saat menjabat.

Sebagai pemimpin partai sayap kanan, Netanyahu dijuluki "Tuan Keamanan "dan" Raja Bibi" dan telah berkuasa sejak 2009.  Dia adalah perdana menteri terlama Israel dan mendominasi panggung politik negara itu. 

Dakwaan tersebut muncul ketika Israel menghadapi kemungkinan pemilihan umum ketiga dalam setahun. Alasannya karena Netanyahu maupun saingan utamanya tidak dapat membentuk pemerintahan setelah dua pemilihan yang menemui jalan buntu.

Netanyahu tidak diwajibkan secara hukum untuk mengundurkan diri sampai dia dinyatakan bersalah dan semua banding habis, tetapi tekanan politik kemungkinan akan meningkat.

Sekutu dekat Presiden AS Donald Trump berusia 70 tahun itu sekarang dapat meminta parlemen Israel, atau Knesset, untuk memberinya kekebalan dari penuntutan.

Tuduhan terhadapnya berkisar dari menerima hadiah bernilai ribuan dolar hingga kesepakatan untuk mengubah kerangka peraturan yang menguntungkan kelompok media dengan imbalan liputan positif.

Mandelblit mengatakan merupakan "hari yang sulit dan menyedihkan" bagi Israel untuk menuntut seorang pemimpin tetapi harus dilakukan dan "penting" untuk menunjukkan Israel harus menegakkan hukum.

Keputusan itu diambil dengan "hati yang berat, tetapi juga dengan sepenuh hati," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper