Bisnis.com, JAKARTA – Gara-gara cuitan soal protes di Hong Kong, tim basket Houston Rockets berikut liga basket Amerika Serikat (NBA) terperangkap dalam badai kontroversi dengan China.
Melalui Twitter pada Jumat (4/10/2019) malam waktu setempat, General Manager Houston Rockets Daryl Morey mengekspresikan dukungannya untuk demonstran di Hong Kong.
Pesan yang dibuatnya itu berisi gambar bertuliskan “Fight for Freedom. Stand with Hong Kong”. Namun tak lama kemudian pesan itu dihapus dan Morey menuliskan bahwa ia tidak bermaksud menyinggung perasaan siapapun.
“Saya selalu menghargai dukungan besar yang diberikan penggemar dan sponsor kami dari China. Saya berharap mereka yang kecewa, mengetahui bahwa bukan maksud saya untuk menyinggung mereka. Cuitan saya datang dari diri saya sendiri dan sama sekali tidak mewakili Rockets ataupun NBA,” tutur Morey.
2/ I have always appreciated the significant support our Chinese fans and sponsors have provided and I would hope that those who are upset will know that offending or misunderstanding them was not my intention. My tweets are my own and in no way represent the Rockets or the NBA.
— Daryl Morey (@dmorey) October 7, 2019
Tak hanya Morey, liga basket NBA yang menaungi tim basket tersebut ikut menyampaikan permintaan maaf.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Produsen pakaian olahraga asal China Li Ning Co. dan Shanghai Pudong Development Bank Credit Card Center menangguhkan kerja sama dengan Rockets. Selain itu, saluran televisi China CCTV Sports menyatakan akan menghentikan siaran permainan Rockets.
Baca Juga
Ini sekaligus merupakan episode terbaru risiko bagi bisnis internasional yang terjebak dalam memanasnya perselisihan antara demonstran pro-demokrasi dan otoritas Hong Kong sejak Juni tahun ini.
Sejumlah brand dan perusahaan, seperti Starbucks Corp hingga Cathay Pacific Airways Ltd., menjadi sasaran jika terlihat memberikan dukungan.
Permasalahan ini juga menyeret dunia olahraga ke dalam kontroversi serta menyulut reaksi emosional di China dan AS. Di sisi Rockets, isu ini sebenarnya terbilang sangat sensitif. Klub yang berdiri tahun 1967 ini telah bekerja keras untuk membangun basis fans-nya di China.
Rockets memiliki lebih banyak ikatan dengan China ketimbang kebanyakan tim lainnya di NBA. Yao Ming, yang dipandang merupakan pemain bola basket terbaik asal China, bermain untuk Rockets selama bertahun-tahun dan merupakan pemain pertama China yang masuk ke dalam Hall of Fame NBA.
Sementara itu, pemilik Rockets, Tilman Fertitta, menegaskan bahwa tim ini bukanlah organisasi politik dan Morey tidak berbicara atas nama tim. Pihak NBA sendiri mengatakan menyesal dan berusaha membatasi dampak negatif dari pernyataan Morey.
“Kami sangat menghormati sejarah dan budaya China. Kami berharap olahraga dan NBA dapat digunakan sebagai kekuatan pemersatu untuk menjembatani perbedaan budaya dan menyatukan siapapun,” tutur NBA.