Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong Hujan Gas Air Mata

Polisi menembakkan gas air mata ke arah para demonstran yang memenuhi seantero kota Hong Kong, beberapa jam setelah perayaan 70 tahun berdirinya pemerintahan Komunis di China dimulai di Beijing.
Seorang pemrotes mengangkat lima jari selama rapat umum ke Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, China, 8 September 2019./Reuters
Seorang pemrotes mengangkat lima jari selama rapat umum ke Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, China, 8 September 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Polisi menembakkan gas air mata ke arah para demonstran yang memenuhi seantero kota Hong Kong, beberapa jam setelah perayaan 70 tahun berdirinya pemerintahan Komunis di China dimulai di Beijing hari ini, Selasa (1/10/2019).

Ketika pergerakan massa dari Causeway Bay ke pusat bisnis Central mencapai titik akhir, sebagian orang berduyun-duyun dari daerah Sheung Wan di dekatnya. Menurut Figo Chan dari Front Hak Asasi Manusia Sipil, ada lebih dari 100.000 orang hadir dalam kesempatan itu.

Pukul 3.10 siang waktu Hong Kong (pukul 14.10 siang WIB) pihak berwenang dilaporkan menembakkan gas air mata kepada para demonstran di distrik Sha Tin dan Tsuen Wan.

Di daerah Sham Shui Po Kowloon, jumlah demonstran yang berkumpul untuk menggelar unjuk rasa menipis ketika kerumunan massa berlari menghindari polisi.

Sebelumnya, pada pukul 2.40 siang waktu Hong Kong, pihak kepolisian telah menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa di daerah Wong Tai Sin Kowloon.

Taktik yang dilancarkan secara agresif ini digunakan untuk membubarkan para demonstran. Selain tembakan gas air mata, ada pula awan gas air mata yang melayang di atas para demonstran dalam beberapa bulan terakhir.

Para demonstran mulai berkumpul pada pukul 1 siang waktu setempat dan mulai berdatangan ke daerah-daerah pusat Hong Kong. Di Causeway Bay, sejumlah demonstran membagikan topeng “V for Vendetta” dan berteriak lantang.

“Tidak ada perusuh, hanya tirani! Lima tuntutan, tidak satu pun berkurang!” teriak mereka, seperti dilansir Bloomberg.

Sebagian demonstran mengulurkan telapak tangan dengan lima jari mereka untuk melambangkan lima tuntutan gerakan. Di antara tuntutan yang mereka teriakkan adalah penyelidikan terhadap cara polisi dalam menangani aksi protes.

“Kami bersedia memperjuangkan demokrasi dan kebebasan di Hong Kong dan China. Kami ingin menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa warga Hong Kong ingin menggunakan cara-cara damai untuk mencapai tuntutan-tuntutan mereka,” ujar Leung Kwok-hung, seorang politisi lokal yang turut menggalang aksi hari ini.

Banyak dari demonstran menginjak poster-poster pemimpin Hong Kong Carrie Lam, komisaris polisi Stephen Lo, dan anggota parlemen pro-pembentukan Junius Ho yang berserakan di tanah. Semangat mereka tak kendur meskipun suhu siang hari mencapai 91 derajat fahrenheit (32 derajat Celsius).

Polisi anti huru-hara juga berkumpul di daerah Sha Tin saat kerumunan massa berdatangan. Dalam beberapa pekan terakhir, lingkungan ini telah terpukul bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi dalam beberapa pekan terakhir.

Beberapa jam sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengawasi parade militer melalui pusat ibu kota yang menampilkan beberapa persenjataan paling canggih di China, termasuk rudal balistik dan pesawat tempur.

Xi memulai dengan pidato singkat yang menyerukan stabilitas di Hong Kong serta mendesak adanya persatuan di antara kelompok etnis China.

Aksi protes telah mendera pusat keuangan Asia tersebut sejak awal Juni. Berawal dari penolakan terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi ke China, aksi ini berkembang menjadi penentangan atas cengkeraman pemerintah China.

Pada Minggu (29/9) para demonstran membakar pintu masuk stasiun kereta bawah tanah dan melemparkan bom bensin ke pihak kepolisian ketika puluhan ribu orang  mencoba mendatangi kantor-kantor pemerintah pusat Hong Kong.

Kepolisian Hong Kong mengatakan telah melakukan 16 penangkapan sejauh ini. Beberapa tuduhan penangkapan ini di antaranya berpartisipasi dalam perkumpulan ilegal dan kepemilikan ilegal senjata ofensif.

Mereka yang ditangkap berusia antara 17 tahun dan 36 tahun, menurut petugas kepolisian dalam suatu briefing.

Lebih dari 1.500 orang telah ditangkap sejak demonstrasi dimulai pada awal Juni. Pembebasan bagi mereka yang ditahan juga masuk dalam daftar tuntutan para pendemo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper