Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Narkoba: 19 Mayat Ditemukan, Sebagian Digantung di Jembatan

Pihak berwenang di kota Uruapan, Meksiko menemukan 19 mayat di tiga lokasi berbeda dan beberapa di antaranya digantung di jembatan akibat persaingan di antara geng narkoba.
Ilustrasi narkoba/Istimewa
Ilustrasi narkoba/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang di kota Uruapan, Meksiko menemukan 19 mayat di tiga lokasi berbeda dan beberapa di antaranya digantung di jembatan akibat persaingan di antara geng narkoba.

Kepala kejaksaan negara bagian wilyah Uruapan mengatakan bahwa insiden itu terkait dengan persaingan di antara para pelaku kejahaan dan geng penguasa narkoba yang beroperasi di daerah tersebut.

"Ada perang di antara sel-sel dari berbagai kelompok kriminal yang berusaha untuk menguasai produksi, jalur distribusi dan konsumsi obat-obatan," kata Kepala Kejaksaan Adrian Lopez seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (9/8/2019).

Dia mengatakan insiden tersebut telah meresahkan penduduk setempat. Dari berbagai laporan media tergambar angka pembunuhan meningkat hingga pertengahan tahun ini.

Media lokal merilis foto beberapa mayat tergantung di jalan layang di Uruapan disertai ancaman yang dicetak pada selembar plastik besar.

 Ancaman itu merupakan taktik intimidasi yang sering terlihat dalam perang antar geng narkoba. Beberapa mayat lainnya ditemukan terpotong dan ditinggalkan di sepanjang jalan, kata Lopez.

 "Kekerasan yang dipertontonkan seperti ini dimaksudkan untuk mengintimidasi pesaing mereka dan mengirim pesan ancaman kepada pihak berwenang," kata Alejandro Hope, seorang analis keamanan.

Kekerasan semacam itu meningkat di wilayah Michoacan. Negara bagian itu merupakan titik nyala dalam perang kriminal terorganisir yang telah melanda Meksiko dalam beberapa tahun terakhir.

Michoacan adalah tempat pemerintah pertama kali mengerahkan tentara untuk memerangi gerombolan penjahat pada tahun 2006.

Strategi itu, menurut para kritikus, justru mengarah pada peningkatan kekerasan.

Meksiko telah mencatat lebih dari 250.000 pembunuhan sejak saat itu, termasuk rekor baru sebanyak 33.755 pada tahun lalu.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper