Bisnis.com, JAKARTA - Negara industri maju Eropa menuduh Iran melakukan kegiatan yang tidak konsisten dengan komitmennya berdasarkan Kesepakatan Nuklir 2015 dan menyerukan pertemuan darurat untuk membahas kepatuhan Teheran.
Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, Cina, dan Iran adalah pihak yang tersisa dalam kesepakatan yang dikenal dengan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPoA) yang ditinggalkan oleh Amerika Serikat tahun lalu.
"Masalah kepatuhan ini harus diatasi dalam kerangka kerja JCPoA dan Komisi Gabungan harus segera dibentuk," ujar para menteri luar negeri Inggris, Prancis dan Jerman, plus diplomat top Uni Eropa seperti dikutip Reuters, Rabu (10/7/2019).
Negara-negara Eropa belum mengambil tindakan untuk menyelesaikan sengketa yang terkandung dalam perjanjian itu, kata para diplomat yang berbicara dengan syarat anonim.
Komisi Bersama, yang diketuai oleh diplomat top Uni Eropa Federica Mogherini, terdiri dari pihak-pihak yang tersisa dalam kesepakatan tersebut dan dibentuk untuk memantau implementasi dan mengatasi berbagai masalah dengan kesepakatan tersebut.
“Iran telah menyatakan bahwa mereka ingin tetap berada dalam JCPoA. Karena itu Iran harus bertindak sesuai dengan kesepakatan JCPoA tanpa penundaan,” menurut para pemimpin negara-negara Eropa.
Baca Juga
Perjanjian 2015 menawarkan Iran akses ke perdagangan dunia dengan dicabutnya sebagian besar sanksi sebagai imbalan atas persetujuan untuk mengekang program nuklirnya.
Masa depan pakta tersebut mulai diragukan sejak tahun lalu ketika Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi sepihak atas Iran.