Bisnis.com, JAKARTA – Putri Raja Salman, Hassa bin Salman, akan menjalani persidangan (trial in absentia) di pengadilan Prancis pada hari ini, Selasa (9/7/2019), waktu setempat.
Secara singkat, trial in absentia dapat diartikan pemeriksaan suatu perkara di pengadilan tanpa kehadiran fisik terdakwa dalam kasus pidana.
Putri Hassa menghadapi tuduhan terlibat dalam kekerasan dan penculikan seorang seniman kelahiran Mesir yang bertugas merenovasi kediamannya di kawasan prestisius Avenue Foch, Paris, pada September 2016.
Menurut dakwaan, yang dikutip oleh Kantor Berita Reuters, seniman bernama Ashraf Eid tersebut mengatakan kepada pihak kepolisian bahwa pengawal sang putri telah mengikat tangannya, meninju, menendang, dan memaksanya untuk mencium kaki sang putri.
Eid dituduh berniat mengambil gambar sang putri dengan ponsel tanpa sepengetahuannya. Kepada polisi, Eid mengatakan Putri Hassa memperlakukannya seperti seekor anjing saat ia sedang dipukuli.
“[Putri Hassa berkata] Kamu akan belajar bagaimana cara berbicara dengan seorang putri, bagaimana berbicara dengan keluarga kerajaan,” kisah Eid, seperti diberitakan Al Jazeera, Selasa (9/7/2019).
Putri Hassa, 43, yang adalah saudara kandung Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS), membantah telah melakukan kesalahan apapun.
Adapun pengawalnya menjalani penyelidikan formal atas dugaan kekerasan bersenjata, pencurian, dan menahan seseorang dengan paksa. Permintaannya untuk memperoleh jaminan ditolak pada 1 Oktober 2016.
Pengacara si pengawal mengatakan kliennya menyangkal tuduhan yang ditujukan kepadanya dan menyatakan sang putri tidak pernah memerintahkannya untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain.
Sementara itu, pengacara Putri Hassa, Emmanuel Moyne, mengatakan penyelidikan terhadap sang putri didasarkan pada kebohongan belaka. Moyne menegaskan bahwa sang putri tidak pernah membuat pernyataan seperti yang diutarakan.
“Sang putri adalah wanita yang peduli, rendah hati, ramah, dan bertata krama. Hukum Saudi, dan demi memastikan keamanan sang putri, melarang mengambil gambar sang putri,” bela Moyne.
Kantor komunikasi pemerintah Saudi belum bersedia menanggapi hal ini. Surat perintah penangkapan internasional untuk sang putri sendiri telah dikeluarkan pada November 2017.
Menurut Moyne, keberadaan surat perintah itu tidak memungkinkan Putri Hassa untuk hadir dalam sidang hari ini, sementara upaya mereka untuk memungkinkan para penyelidik menanyai sang putri melalui konferensi video telah ditolak.