Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Bantah Berlakukan Embargo Dagang terhadap Korsel

Jepang dan Korea Selatan sedang memanas dipicu oleh isu kerja paksa serta pelarangan perdagangan dengan Korea Utara.
Bendera Korea Selatan dan Jepang./Reuters-Toru Hanai
Bendera Korea Selatan dan Jepang./Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Jepang membantah telah menerapkan embargo atas perdagangan dengan Korea Selatan.
 
Kedua negara tengah terlibat pertikaian diplomatik yang dipicu oleh isu kerja paksa pada Perang Dunia II dan pelarangan perdagangan dengan Korea Utara (Korut).
 
Reuters melansir Rabu (10/7/2019), perwakilan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bertemu di markas World Trade Organization (WTO) untuk membahas permasalahan ini. 
 
Perwakilan Jepang Junichi Ihara menegaskan ancaman untuk mengeluarkan Korsel dari daftar negara-negara yang mendapatkan fasilitas relaksasi hambatan dagang bukanlah langkah untuk melakukan embargo dagang. Dia menerangkan Jepang hanya melakukan kajian operasional untuk menerapkan kontrol ekspor yang didasarkan pada pertimbangan keamanan.
 
Ihara menjelaskan bahwa pihaknya hanya melakukan perubahan prosedur setelah sebelumnya memberlakukan aturan minimum terhadap Korsel.
 
"Sekarang kami sudah mengubahnya dan aturan-aturan normal diaplikasikan ke Korsel. Kebijakan ini sudah sesuai dengan kewajiban kami ke WTO," ucapnya.
 
Namun, Duta Besar Korsel untuk WTO Paik Ji-ah mengklaim hal sebaliknya. Dia mengungkapkan sejak Kamis (4/7), Jepang memberitahu eksportir bahwa mereka memerlukan izin sebelum bisa mengirim barang ke Korsel. 
 
Menurut Paik, Jepang hanya menyampaikan bahwa kebijakan ini didasari adanya pelanggaran kepercayaan. Dia juga mewanti-wanti kebijakan tersebut bisa mengganggu supply chain global untuk produk elektronik. 
 
Hubungan Tokyo dan Seoul mulai memanas sejak pengadilan Korsel memutuskan bahwa Nippon Steel, perusahaan asal Jepang, harus membayar kompensasi terhadap warga Negeri Ginseng yang menjadi korban kerja paksa pada Perang Dunia (PD) II.
 
Kondisi ini semakin parah setelah pada pekan lalu, media Negeri Sakura mengutip pernyataan seorang pejabat senior Partai Liberal Demokrat yang mengatakan bahwa sebagian kargo hydrogen fluoride yang diekspor ke Korsel ternyata dikirim juga ke Korut. Senyawa ini biasa digunakan dalam produksi obat-obatan, herbisida, komponen elektronik, dan pendingin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper