Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Sepekan Trump-Kim Bertemu, Korut Tuduh AS Ingin Kacaukan Perdamaian Korea

AS dan sekutunya dituding menyerukan berlanjutnya sanksi terhadap Korea Utara.
Presiden AS DOnald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di zona demiliterisasi di Panmunjom, perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, Minggu (30/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS DOnald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di zona demiliterisasi di Panmunjom, perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, Minggu (30/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA -- Tak sampai sepekan usai pemimpin kedua negara bertemu, Korea Utara menuduh AS terobsesi sanksi.

Hal itu disampaikan delegasi Korea Utara (Korut) untuk PBB pada Rabu (3/7/2019). Seperti dilansir BBC, Kamis (4/7), Washington juga dinilai berupaya untuk mengganggu situasi damai di Semenanjung Korea.

Pernyataan tersebut dilontarkan sebagai respons atas tuduhan AS bahwa Korut melanggar kuota impor minyak yang ditetapkan pada 2017 serta sebagai tanggapan atas surat bersama dari AS, Prancis, Jerman, dan Inggris kepada seluruh anggota PBB yang berisi seruan untuk melanjutkan sanksi terhadap Korut.

Surat itu disebut meminta seluruh negara anggota PBB untuk mengirim ekspatriat Korut pulang ke negaranya.

"Apa yang tidak bisa diabaikan adalah fakta bahwa surat bersama ini dikirim pada hari yang sama ketika Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ajakan bertemu," demikian pernyataan Korut.

Hal itu dipandang menjadi indikasi bahwa AS makin bersikap bermusuhan terhadap Korut. Delegasi Korut meminta seluruh negara anggota PBB untuk tetap waspada atas upaya-upaya AS untuk mengacaukan suasana damai yang telah tercipta di Semenanjung Korea.

Delegasi Korut menambahkan adalah hal yang cukup konyol bagi AS untuk melihat sanksi sebagai obat untuk semua masalah.

Pernyataan tersebut berbeda 180 derajat dari suasana pertemuan pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Trump di Panmunjom, perbatasan Korut dan Korea Selatan (Korsel), pada Minggu (30/6). Pertemuan dadakan itu digelar setelah Trump mengundang Kim untuk bertemu usai dirinya menghadiri KTT G20 di Osaka, Jepang.

Keduanya melakukan pembicaraan tertutup selama sejam dan sepakat untuk melanjutkan negosiasi terkait denuklirisasi Korut. Pertemuan itu membuat Trump menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Korut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper