Bisnis.com, JAKARTA – Selain blusukan, termasuk ke pasar tradisional yang becek, Kampung Deret memiliki asosiasi yang kuat dengan Jokowi.
Pada 2014, saat menjajaki kemungkinan berpasangan dengan Aburizal Bakrie, Jokowi menjadikan pasar tradisional sebagai tempat mereka bertemu secara resmi.
Kini, saat akan mendeklarasikan kemenangan, Jokowi menjadikan Kampung Deret sebagai tempat membuat pernyataan.
Seperti dilaporkan Antara, Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo bercengkrama dengan warga Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Antara melaporkan pada Selasa (21/5/2019), Jokowi memberikan pidato kemenangan di daerah yang dikenal dengan Kampung Deret itu.
Sejumlah warga pun berkumpul di samping Presiden yang berada di depan rumah Ketua RT 013 RW 01 Kampung Deret.
Masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan, mereka berswafoto dan bersalaman dengan Jokowi.
Presiden yang mengenakan kemeja putih itu larut dalam suasana silaturahim yang akrab bersama warga.
Sementara itu, Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin turut bersama Jokowi ke Kampung Deret yang terletak di sisi jalur kereta api itu.
Dia mengenakan pakaian muslim berwarna putih dengan peci hitam.
Dalam pidatonya Jokowi mengapresiasi kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan masyarakat yang telah bertugas demi kelancaran Pemilu 2019.
Kampung Deret merupakan kampung pertama yang dibenahi oleh Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Bicara tentang Kampung Deret kita akan menemukan arsip pada tahun 2013, saat Jokowi melakukan peletakan batu pertama program penataan Kampung Deret.
Saat itu Jumat (3/5/2013), Jokowi dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI melakukan peletakan batu pertama program penataan Kampung Deret di wilayah Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.
"Ada 85 rumah diselesaikan dalam waktu 3 bulan," kata Jokowi di sela-sela peletakan batu pertama Kampung Deret, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat (3/5/2013).
Pembangunan rumah deret Tanah Tinggi diserahkan kepada masyarakat dengan biaya Rp50 juta per rumah dari sumbangan swasta. Sedangkan untuk 38 lokasi lainnya menggunakan uang APBD DKI dengan total 20.000 kepala keluarga
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta Yonathan Pasodung pada 2014 mengatakan bahwa kampung deret akan dibangun sebanyak 12-15 titik di lima wilayah Jakarta dan hanya 4 RW di Kepulauan Seribu.
Semula disebutkan ihwal empat lokasi kampung deret di wilayah Jakarta Timur yang berada di kawasan Klender, Pisangan Timur, Jatinegara, dan Cipinang Besar Selatan.
Tahun 2016, proyek pembangunan Kampung Deret di DKI Jakarta ternyata belum bisa dilanjutkan.
Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyatakan karena banyaknya kendala yang dihadapi maka rencana pembangunan kampung deret ditunda dulu untuk sementara waktu.
"Salah satu kendalanya yaitu kami ingin bangun kampung deret di atas lahan milik orang pribadi. Tapi berdasarkan aturan, tidak boleh pakai APBD untuk beli lahan bersertifikat milik orang pribadi, walaupun orangnya bersedia menjualnya," kata Basuki di Balai Kota Jakarta Pusat, Jumat (23/9/2016).
Selain itu, menurut dia, permasalahan lain yang dihadapi yaitu sebagian besar warga yang ada di kawasan kumuh menempati lahan milik negara, baik berupa ruang terbuka hijau (RTH), trase jalan, maupun bantaran sungai.
"Oleh karena itu, kalau ada permintaan supaya kampung deret dibangun di bantaran sungai, saya katakan tidak bisa. Lagi pula, di bantaran sungai itu kan harus ada trase dan jalan inspeksi. Jadi, tidak bisa bangun kampung deret di situ," ujar Basuki.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun lebih memilih untuk membangun rumah susun (rusun) sebagai tempat relokasi warga yang sebelumnya tinggal di kawasan kumuh.
Kini, Kampung Deret kembali mengemuka. Jokowi menjadikannya sebagai bagian dari sejarah dirinya terpilih menjadi Presiden RI untuk kedua kalinya. Lantas, akankah muncul kampung deret di tempat lain? Waktu lah yang akan menunjukkan.