Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel dan pejuang militan Palestina sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Keputusan itu disepakati kedua pihak serelah sempat terlibat adu serangan udara yang mengakibatkan hilangnya 23 nyawa.
Mengutip Reuters pada Senin (6/5/2019), saling serang antara kedua pihak mulai mereda pada tengah malam waktu setempat. Gencatan senjata pun dikabarkan dimulai sejak Senin pagi setelah Mesir menengahi konflik kedua pihak.
"Gencatan senjata mulai berlaku pukul 04.30 [waktu lokal]," demikian bunyi pengumuman dari Hamas lewat stasiun televisi mereka.
Sementara Hamas telah melaporkan gencatan senjatan, belum ada konfirmasi dari pihak Israel.
Eskalasi konflik antara militan Palestina dan militer Israel yang terjadi awal Ramadan ini sempat memunculkan kekhawatiran akan potensi perang terbuka yang lebih besar. Sejumlah pihak pun menyatakan kecaman dan mendesak kedua pihak untuk menghentikan aksi serang, termasuk Indonesia yang merupakan pendukung perdamaian Palestina-Israel.
Berdasarkan kesaksian pihak Israel, konflik kedua pihak bermula dua hari lalu ketika kelompok militan Palestina menyerang militer Israel dan melukai dua anggota angkatan bersenjata.
Baca Juga
Serangan itu dilatarbelakangi tuntutan pihak Palestina yang menuding Israel tak segera melakukan implementasi atas kesepakatan dengan Mesir untuk mengakhiri blokade di kawasan Gaza.
Konflik pun berlanjut dengan serangan udara antarkedua pihak, militer Israel melaporkan telah ada 600 roket yang ditembakkan oleh militan Palestina dari Gaza. Sementara itu, Israel telah meluncurkan sekitar 320 serangan udara yang diklaim menargetkan lokasi kelompok militan.