Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan ‘serangan besar-besaran’ di Jalur Gaza setelah eskalasi 2 hari yang menewaskan 24 warga Palestina dan empat warga Israel.
Pesawat-pesawat tempur dan kapal perang Israel terus menargetkan Jalur Gaza pada hari Minggu (5/5) ketika para pejuang di wilayah yang dikepung menembakkan rentetan roket ke Israel bagian selatan.
Seorang komandan Hamas berusia 34 tahun tewas dalam apa yang digambarkan militer Israel sebagai serangan yang ditargetkan. Sebuah pernyataan militer menuduh Hamad al-Khodori mentransfer sejumlah besar uang dari Iran ke faksi-faksi bersenjata di Gaza.
Dia adalah warga Palestina kelima yang dilaporkan tewas pada Minggu. Korban Palestina lainnya termasuk dua wanita hamil dan tiga bayi.
Di kota Ashkelon, seorang pria Israel berusia 58 tahun terbunuh setelah terkena pecahan peluru akibat serangan roket. Dua warga Israel lainnya, terluka kritis dalam serangan roket terpisah di sebuah pabrik pada hari Minggu sore dan beberapa waktu kemudian meninggal dunia.
“Pagi ini saya menginstruksikan IDF [Tentara Israel] untuk melanjutkan serangan besar-besaran terhadap teroris di Jalur Gaza,” kata Netanyahu yang merangkap sebagai menteri pertahanan Israel sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (6/5/2019).
Dia mengatakan telah memerintahkan “pasukan tank, artileri dan infanteri” untuk memperkuat pasukan yang sudah dikerahkan di dekat Gaza, sebuah langkah yang menimbulkan kekhawatiran invasi darat.
“Hamas bertanggung jawab tidak hanya atas serangannya terhadap Israel, tetapi juga untuk serangan Jihad Islam, dan serangan itu harus membayar harga yang sangat mahal,” katanya.
Faksi bersenjata di Gaza, yang juga dikenal sebagai Satuan Operasi Bersama yang mencakup sayap militer Hamas dan Gerakan Jihad Islam di Palestina, pada hari Sabtu bersumpah untuk “memperluas balasannya” jika tentara Israel terus menargetkan jalur tersebut.
“Balasan kami akan lebih luas dan lebih menyakitkan jika Israel meningkatkan agresinya. Kami akan tetap menjadi perisai pelindung rakyat dan tanah kami,” menurut Satuan Operasi Gabungan dalam sebuah pernyataan.
Harry Fawcett dari al Jazeera, melaporkan dari sisi berbatasan Israel dengan Gaza bahwa konflik akan terus berlangsung.
“Ini berpotensi menjadi eskalasi militer besar yang berbahaya dan panjang,” katanya. Sedangkan media Israel mengutip sumber-sumber pertahanan senior yang mengatakan mereka memperkirakan pertempuran itu akan berlangsung beberapa hari.
Media Israel melaporkan para pejuang Gaza selama dua hari terakhir menembakkan lebih dari 400 roket ke kota-kota di Israel selatan. Sementara itu, sistem anti-rudal Iron Dome Israel telah mencegat lebih dari 250 di antaranya.