Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki: Pernyataan Netanyahu Akan Caplok Tepi Barat Tak Bertanggung Jawab

Pemerintah Truki mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang akan mencaplok wilayah pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat Palestina pernyataan idak bertanggung jawab.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu./REUTERS-Ammar Awad
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu./REUTERS-Ammar Awad

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Truki mengatakan bahwa pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang akan mencaplok wilayah pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat Palestina pernyataan idak bertanggung jawab.

Menurut Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu  ucapan Netanyahu itu cuma hendak mendulang suara dalam pemilihan umum mendatang.

“Pernyataan tidak bertaggung jawan PM Netanyahu hanya bertujuan untuk mencari suara sebelum pemilihan umum dan tidak mengubah fakta,” cuit Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu sebagaimana dikutip Reuters, Selas (9/4/2019).

Cavusoglu menyatakan pendudukan wilayah Tepi Barat oleh Israel sudah melanggar hukum internasional. Apalagi saat ini mereka sudah dibantu sejumlah negara yang mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Negara Zionis. Amerika Serikat juga telah menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Israel.

Netanyahu menyampaikan pernyataan itu dalam wawancara dengan stasiun televisi Israel, Channel 12, pada Sabtu pekan lalu. Dia saat itu ditanya mengapa tidak mengklaim wilayah Tepi Barat, setelah dianggap berhasil mengklaim Yerusalem dan Golan atas bantuan negara lain.

“Saya akan memperluas kedaulatan dan tidak membedakan antara wilayah pemukiman terbuka dan terisolasi,” kata Netanyahu saat itu. Pernyataan Netanyahu memancing amarah dari sejumlah tokoh Palestina. Mereka mengecam niat Netanyahu.

Rakyat Palestina dan sejumlah negara menyatakan wilayah pendudukan Israel dan pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dianggap bertentangan dengan Konvensi Jenewa. Israel menolak hal itu dengan argumen keputusan mereka menduduki wilayah itu terkait dengan keamanan dan klaim sejarah politik atas kawasan itu.

Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota mereka jika merdeka kelak. Namun, perundingan damai antara Palestina dan Israel terhenti sejak 2014.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper