Bisnis.com, JAKARTA - Jenazah warga Indonesia Abu Sayyaf yang meninggal karena tenggelam saat berusaha meloloskan diri akan segera dipulangkan ke tanah air. WNI atas nama Hariadin itu meninggal di tengah operasi penyerangan yang dilakukan militer Filipina untuk mendesak para penyandera.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengharapkan proses pemulangan jenazah Hariadin akan rampung dalam waktu dua hari.
"Kita akan pulangkan secepat mungkin, harapan kita dalam dua hari ke depan bisa segera kembali ke Indonesia," ungkap Arrmanatha kepada wartawan di kantornya pada Senin (8/4/2019).
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Hariadin (45) dan WNI sandera lainnya, Heri Ardiansyah (19) berusaha berenang menuju Pulau Bangalao dari Pulau Simisa saat menghindari operasi yang dilancarkan angkatan bersenjata Filipina ke kelompok Abu Sayyaf.
Juru bicara West Mindanao Command (Westmindo) Kolonel Gerry Besana dalam pernyataan pers menyebutkan bahwa operasi tersebut dilakukan sekitar pukul 17:45 waktu setempat pada Jumat (5/4/2019). Basana mengungkapkan baku tembak selama 10 menit sempat terjadi dalam operasi tersebut.
Basana mengungkapkan bahwa dua sandera tersebut berhasil dievakuasi, Heri Ardiansyah berhasil selamat namun Hariadin dalam kondisi tak bernyawa. Tiga orang anggota Abu Sayyaf juga dipastikan tewas dalam operasi itu.
Baca Juga
Sampai Sabtu (6/4/2019), Heri Ardiansyah dan jenazah Hariadin telah tiba di pangkalan militer Westmincom di Zamboanga City untuk diserahterimakan kepada wakil Pemerintah Indonesia.
Arrmanatha mengungkapkan Heri Ardiansyah kini dalam kondisi yang baik dan proses administrasi tengah diurus agar ia bisa kembali ke Indonesia.
"Heri kondisinya dalam keadaan baik. Setelah sampai Zamboanga, dia sudah mendapat perawatan kesehatan dari dokter dan sudah mendapat briefing," ungkap Arrmanatha.
"Kita sedang siapkan dokumen administrasi sehingga dia bisa kembali ke indonesia," tutupnya.
Heri Ardiansyah dan Hariadin diculik bersama seorang warga Malaysia bernama Jari Abdullah di Perairan Kinabatangan, Sandakan, Malaysia pada 5 Desember 2018. Ketiganya diculik saat sedang bekerja di kapal penangkap ikan SN259/4/AF6 berbendera Malaysia.