Bisnis.com, JAKARTA - Seorang Warga Negara Malaysia yang disandera bersama dua Warga Negara Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf menderita luka-luka. WN Malaysia tersebut terluka setelah terkena timah panas saat kelompok Abu Sayyaf terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan Filipina di Sulu, Kamis (4/4/2019).
Warga Malaysia bernama Jari Abdullah dikabarkan dalam kondisi kritis setelah menerima tembakan di bagian kepala dan dada saat mencoba kabur dari penyandera ketika baku tembak terjadi.
Menanggapi kondisi ini, Kementeria Luar Negeri menyebutkan bahwa pihaknyaa terus berkomunikasi dengan otoritas setempat untuk mengetahui apakah WNI yang menjadi sandera turut terdampak.
"Tadi baru saja kontak karena ada perwakilan kita ada di Davao, mereka sedang berkomunikasi dengan pihak keamanan setempat," ungkap juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Arrmanatha mengungkapkan pihaknya belum bisa memastikan apakah WNI atas nama Hari Ardiansyah (19) dan Hariadin (45) berada di lokasi ketika baku tembak terjadi. Pasalnya, kelompok Abu Sayyaf kerap membawa tahanan berpindah-pindah.
"Intinya bahwa kebiasaan dari kasus-kasus sebelumnya, sandera yang ditahan itu dipindah-pindah. Jadi sampai saat ini kami belum tahu apakah memang pada saat itu ada WNI [sandera] di situ," sambung Arrmanatha.
Ia pun mengatakan bahwa Kemlu RI terus memantau perkembangan yang terjadi.
Media Filipina, mengutip juru bicara Komando Mindanao Barat Letnan Kolonel Gerry Besana mengungkapkan bahwa Jari ditemukan oleh Tim Pendaratan 3 Batalyon Angkatan Laut Filipina sekitar pukul 16.25 setelah baku tembak.
Lelaki itu lalu dievakuasi dengan helikopter sekitar pukul 19.00 dan dibawa ke Rumah Sakit Kuta Heneral Teodulfo Bautista Hospital di pusat Kota Jolo sebelum diterbangkan ke Zamboanga untuk perawatan medis lebih lanjut.
Jari dan dua warga Indonesia bernama Hari Ardiansyah dan Hariadin bekerja di sebuah perusahaan perikanan di Sandakan ketika diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada 5 Desember 2018.
Beberapa bulan lalu, kelompok Abu Sayyaf pernah mengontak istri Jari yang berada di Sandakan. Penyandera meminta otoritas Malaysia menghubungi mereka untuk membahas kebebasan Jari.