Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disebut Dungu Rocky Gerung, Sekjen PDIP: Belajarlah Keadaban Publik

Saling sindir antara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dengan akademisi Rocky Gerung kembali berlanjut.
Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan/Bisnis-Aziz R
Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan/Bisnis-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA — Saling sindir antara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dengan akademisi Rocky Gerung kembali berlanjut.

Setelah sebelumnya meminta agar Rocky mencabut kewarganegaraannya karena dianggap menghina KH Agus Salim, dan dijawab dengab sebutan "dungu" oleh Rocky di akun Twitternya, kini Hasto berharap Rocky belajar tata krama.

"Rocky Gerung itu memperbolehkan atheisme dalam Pancasila. Itu pikiran yang salah. Pikiran yang salah tanpa kebaikan nurani, lahirkan kata-kata yang hanya menjadi benalu peradaban kebaikan bangsa. Sebab kata-kata itu cermin sehatnya jiwa raga" sindir Hasto dalam keterangan resminya, Jumat (8/3/2019).

"Dalam kedunguan tersebut, akal sehat saya tetap bisa membedakan mana sosok pahlawan bangsa yang bersahaja seperti KH Agus Salim. Dalam kedunguan saya, tidak pernah terbersit satu katapun yang berniat merusak peradaban Indonesia" tambahnya.

Sebelumnya, Kamis (7/3/2019) malam Rocky Gerung mencuitkan sindiran untuk Hasto di akun Twitter resminya @rockygerung dengan menyematkan laman media massa yang memuat pernyataan Hasto.

Rocky berpendapat bahwa ceritanya tentang KH Agus Salim dalam sebuah diskusi, hanyalah satire, yang justru memiliki makna cerdasnya sosok KH Agus Salim ketika dihina di depan publik.

"Astaga! Ini partai marah-marah karena tak paham sejarah. Saya pernah jadi pengajar di Megawati Institut, dan mengajarkan satire itu, tuan Hasto! Mengapa masih dungu?" tulis Rocky.

Menjawab cuitan tersebut, Hasto menyatakan dirinya memiliki tanggung jawab kebangsaan dan cermin solidaritas, atas keberatan masyarakat Sumatera Barat yang juga menggugat Rocky.

"Kalau saudara Rocky Gerung menyatakan bahwa satire yang disampaikan itu merupakan hal yang wajar bagi sosok yang pernah mengajar di Megawati Institute, maka saya tegaskan bahwa pintu Megawati Institute kini tertutup bagi sosok yang tidak memahami budi pekerti," ungkap Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper