Bisnis.com, JAKARTA – Selain isu perpecahan bangsa dan umat karena perseteruan dua kubu peserta Pilpres 2019, partai politik pun dibuat cemas oleh elektabilitasnya sendiri.
Sejauh ini ada anggapan bahwa parpol peserta Pileg 2019 terbagi ke dalam tiga tingkatan, parpol baru, parpol menengah, dan parpol kuat.
Bayang-bayang “parnoko” alias partai nol koma memang lebih mengancam kepada parpol baru. Namun, secara umum, baying bayang parnoko membuat seluruh partai politik mencari berbagai cara agar keterpilihannya tetap bagus, dan punya hak untuk menggapai parliamentary threshold (PT). Tak hanya partai nasionalis, partai bernuansa Islam pun berupaya keras menuju PT.
Tengok saja misalnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS tidak berjualan isu agama melainkan memilih dua isu ekonomi sebagai barang dagangan utama mereka untuk memenangi Pemilu 2019. Penghapusan pajak sepeda motor dan memberlakukan SIM seumur hidup menjadi usulan PKS.
Memang mereka juga punya janji memperjuangkan undang-undang perlindungan ulama dan simbol agama. Tetapi, peneliti LSI Denny JA, Ikram Masloman, melihat PKS sengaja memasang isu yang tak berbau agama untuk meraup suara.
"Karena pemilih kita tidak hanya bisa di-trigger atau ditarik lewat sentimen agama, tapi bagaimana partai muslim bisa masuk pada basic need mereka, di dalamnya ada ekonomi," kata Ikram saat ditemui Tempo di kantornya, Jumat, 1 Februari 2019.