Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pembangunan jalan desa sepanjang 191.000 kilometer dari dana desa merupakan pencapaian.
Saat menjadi pembicara kunci dalam Lecture Series on Indonesia's Maritime Diplomacy: The Current Challenges di Auditorium Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Jumat (22/2/2019), Luhut bahkan menyebutkan pencapaian tersebut sempat membuat Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez dan Presiden Bank Dunia Jim Yong-kim tak percaya lantaran belum pernah terjadi sebelumnya.
"Banyak orang Indonesia yang tidak percaya. Bahkan Rodrigo atau Jim Kim saja mengatakan ini unbelievable [sulit dipercaya]. Ini achievement. Mereka tak membayangkan pemerintah bisa menyalurkan dana desa ke seluruh daerah," ungkapnya.
Luhut menyatakan pemberian dana desa itu menuai pujian dari World Bank karena dapat meningkatkan perekonomian daerah, mengurangi kemiskinan, hingga memperkecil rasio gini.
Menurut Luhut ketidakpercayaan yang berkembang di kalangan masyarakat terjadi karena banyak yang tak tahu kondisi sebenarnya. Padahal, kata Luhut, berdasar pengakuan kepala desa yang ia tanyai, telah terjadi pembangunan jalan dengan rata-rata 3 hingga 5 kilometer selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo.
"Banyak yang tidak percaya karena tidak tahu. Padahal saya tanya kepala daerah di Humbang Hasundutan di daerah Danau Toba itu, katanya di kampungya terbangun 3 kilometer, 7 kilometer, ada yang bilang 6 kilometer. rata-rata 3 - 5 kilometer," kata Luhut.
Baca Juga
Keraguan akan panjang jalan desa yang dibangun ini pertama kali mencuat usai Jokowi menyinggungnya saat Debat Capres Putaran Kedua pada Minggu (17/2/2019). Menghadapi Prabowo Subianto sebagai lawan debat, Jokowi menyebutkan telah dibangun 191.000 km jalan desa selama empat tahun terakhir.
Adapun 191.000 km tersebut, kata Luhut, merupakan data capaian sampai Agustus 2018 dari dana desa yang dialokasikan ke sekitar 74.953 desa.
"Dana desa itu kami bagikan ke 74.953 desa, tinggal kalikan saja. Jadi angka itu sebenarnya adalah angka Agustus tahun lalu. Jadi kalau sampai sekarang saya kira angkanya lebih besar dari itu," ujar Luhut.