Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dubes RI Untuk Suriname, Guyana, & Karibia, Julang Pujianto: "Kita Ada Kedekatan Sejarah"

Indonesia mulai membuka hubungan diplomatic dengan Suriname pada 1976, tetapi hubungan ini sebenarnya sudah dimulai sejak 1951, yaitu ketika Suriname masih berada di bawah kekuasaan pemerintah Belanda.
Presiden Joko Widodo (kanan) melantik Duta Besar RI untuk Republik Suriname merangkap Republik Ko-Operatif Guyana dan Caribean Community Julang Pujianto di Istana Negara (7/1/2019)./Bisnis
Presiden Joko Widodo (kanan) melantik Duta Besar RI untuk Republik Suriname merangkap Republik Ko-Operatif Guyana dan Caribean Community Julang Pujianto di Istana Negara (7/1/2019)./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Kedekatan sejarah dan budaya, serta hubungan diplomatik yang sudah terjalin lama membuat hubungan antara Indonesia dan Suriname semakin erat. Untuk menggali strategi penguatan kerja sama, Bisnis mewawancarai Julang Pujianto Duta Besar RI untuk Republik Suriname merangkap Republik Ko-Operatif Guyana dan Caribbean Community. Berikut petikannya:

Bagaimana Anda melihat hubungan bilateral Indonesia dan Suriname sejauh ini?

Hubungan kedua negara cukup baik, dan menggembirakan. Indonesia mulai membuka hubungan diplomatik pada 1976, tetapi hubungan Indonesia dengan Suriname sebenarnya sudah dimulai sejak 1951 yaitu ketika Suriname masih berada di bawah kekuasaan pemerintah Belanda.

Hubungan Indonesia dan Suriname ini unik, karena keberadaan warga negara Suriname yang merupakan keturunan Jawa. Jumlah penduduk yang keturunan Jawa ini sekitar 14% dari total penduduk Suriname. Kedekatan faktor sejarah dan budaya ini semakin mempererat hubungan Indonesia dengan Suriname.

Apakah kedekatan historis tersebut bisa memberikan manfaat bagi peningkatan hubungan & kerja sama?

Sudah pasti. Itu menjadi faktor yang penting, khususnya pada saat kita melakukan promosi budaya. Warga negara Suriname keturunan Jawa sudah memulai latar belakang budaya Jawa di sana, sehingga ketika kita promosikan, masyarakat di sana sudah cukup mengenal budayanya.

Adanya ikatan historis dan budaya ini bisa menjadi aset untuk meningkatkan hubungan kedua negara tidak hanya di bidang sosial dan budaya, tetapi juga di bidang ekonomi.

Penduduk Suriname secara keseluruhan sekitar 570.000 jiwa, dan 14% di antaranya adalah keturunan Jawa. Hal ini tentunya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama yang menguntungkan kedua pihak.

Apa program prioritas yang akan Anda jalankan?

KBRI sudah merancang kegiatan family pilgrim trip yaitu kunjungan wisata yang dikemas untuk memberi kesempatan kepada warga negara Suriname yang keturunan Jawa untuk melihat negeri leluhurnya.

Program itu sangat diminati dan sudah berlangsung sejak 2016, dan saya sebagai Duta Besar akan tetap melanjutkan kegiatan tersebut. Jika memungkinkan, kegiatannya bahkan akan ditingkatkan tidak hanya satu kali dalam setahun, tetapi mungkin beberapa kali kunjungan dalam setahun.

Dengan demikian, diharapkan kunjungan wisatawan dari Suriname ke Indonesia akan tumbuh. Hal itu juga dilakukan untuk mendorong pendekatan people-to-people contact.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper