Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita mancanegara menjadi sorotan media massa hari ini, Jumat (18/1/2019), di antaranya berlum berakhirnya perjuangan Perdana Menteri Inggris Theresa May serta China yang butuh lebih banyak stimulus.
Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional:
Perjuangan May Belum Berakhir. Selang 24 jam pascapenolakan proposal Brexit, Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil melewati satu babak menegangkan lainnya di Parlemen dalam pelaksanaan mosi tidak percaya (no-confi dence vote) yang diajukan oleh oposisi. Namun demikian, perjuangan May masih belum berakhir. (Bisnis Indonesia)
China Dinilai Butuh Banyak Stimulus. Ekonomi China diperkirakan terus melambat lebih lanjut pada tahun ini seiring dengan permintaan domestik yang melemah dan ekspor yang terpukul oleh tarif Negeri Paman Sam. (Bisnis Indonesia)
Usulan UU di AS Tuai Kritik. Grup bipartisan parlemen Amerika Serikat menyiapkan undang-undang yang akan melarang penjualan produk chip domestik atau komponen lain ke Huawei Technologies Co. Ltd., ZTE Corp, dan perusahaan telekomunikasi China lainnya yang melanggar sanksi AS atau aturan ekspor. (Bisnis Indonesia)
Harga Batu Bara Menghangat. Harga batu bara berhasil berbalik positif dan bergerak pada zona hijau serta berpotensi untuk melanjutkan reli penguatan seiring dengan proyeksi mengetatnya pasokan.
Baca Juga
Ekonomi China Tahun 2019 Akan Melambat. Ekonomi China diprediksikan terus melambat pada tahun 2019. Melemahnya permintaan domestik dan perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang menghantam performa ekspor jadi penyebabnya. (Kontan)
Alibaba Berhasil Menekan Penjualan Barang Palsu. Perjuangan platform milik Alibaba, Taobao menekan penjualan barang palsu membuahkan hasil. Perusahaan asal China ini terus menekan penjualan barang yang sebelumnya cukup meresahkan konsumen. (Kotnan)
Apple Kurangi Perekrutan. Apple Inc sadar kalau proyeksi penjualan di tahun ini akan menurun. Produsen iPhone ini berencana mengurangi perekrutan karyawan pada beberapa divisinya. (Kontan)
Dakwaan Baru ke Huawei. Kasus Huawei terus bergulir. Menurut Wall Street Journal, jaksa federal Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan dakwaan pidana terhadap Huawei karena mencuri rahasia dagang. Dakwaan itu terkait robot pengujian ponsel pintar milik T-Mobile yang dikenal sebagai Tappy. (Kontan)