Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan rencana perjalanan delegasi AS ke KTT ekonomi global di Davos karena alasan shutdown pemerintahannya.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/1/2019), juru bicara pers Gedung Putih Sarah Sanders mengungkapkan keputusan Trump tersebut diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan negara saat ini.
“Karena mempertimbangkan 800.000 pekerja Amerika yang tidak menerima upah dan demi memastikan timnya dapat membantu sesuai kebutuhan, Presiden Trump telah membatalkan perjalanan Delegasinya ke Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss,” ujar Sanders, seperti dilansir Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin sedianya akan memimpin delegasi tersebut, yang juga akan diikuti Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Perdagangan Wilbur Ross.
Trump sendiri sebenarnya berencana untuk menghadiri forum ekonomi tahunan yang akan dihelat pada 22-25 Januari itu, tetapi kemudian telah terlebih dahulu membatalkan perjalanannya lantaran shutdown.
Sebelum membatalkan rencana timnya ke Davos, Trump melarang Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi menggunakan pesawat militer untuk mengunjungi Afghanistan. Alih-alih pergi ke Afghanistan, Pelosi didesak oleh Trump untuk bernegosiasi soal shutdown.
Beberapa anggota Kongres dari kubu Demokrat sontak melontarkan kritikan karena delegasi AS dapat pergi ke Swiss untuk bertemu dengan para elit keuangan dan kepala negara, sementara Trump melarang Pelosi mendatangi pasukan di zona perang.
Hingga Kamis (17/1/2019), masa penutupan sebagian layanan pemerintahan Federal AS (partial government shutdown) telah memasuki hari ke-27, rekor terpanjang dalam sejarah pemerintahan AS.
Tensi yang terlihat meningkat di antara elite politik menunjukkan bahwa shutdown tersebut masih jauh dari kata berakhir.
Negosiasi kedua pihak untuk mengakhiri shutdown berulang kali terhenti lantaran Trump dan para pemimpin Demokrat di Kongres saling ogah mengalah dalam hal pendanaan tembok di sepanjang perbatasan AS dan Meksiko.
Proposal dana senilai US$5,7 miliar untuk tembok perbatasan yang diajukan Trump dalam rancangan undang-undang disanggah oleh pihak Demokrat, memaksa shutdown terus berlanjut hingga memecahkan rekor dalam sejarah Amerika.
Sementara itu, pemerintahan Trump terus berupaya mengurangi dampak shutdown. Departemen Luar Negeri menyatakan akan memanggil para pegawai yang dirumahkan untuk kembali bekerja pekan depan karena alasan keamanan nasional, seperti dilansir Reuters.