Bisnis.com, JAKARTA – Partai Gerindra menganggap kritikan kepada media yang disampaikan Calon Presiden Prabowo Subianto sangat wajar terjadi.
Hal ini karena media massa kerap tidak bersikap objektif saat menginformasikan pernyataan Prabowo ke publik. Bahkan, dalam beberapa kasus ucapannya kerap dikemas bertolak belakang dari maksudnya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa calon presiden nomor urut 02 ini tidak pernah marah atau benci dengan wartawan yang ikut dalam kegiatannya.
Prabowo marah terhadap pemilik media yang saat ini lebih sebagai partisan politik daripada menjadi rujukan informasi bagi masyarakat.
Tak hanya itu, Muzani juga menilai ada upaya dari pihak tertentu yang mempengaruhi media arus utama untuk tidak netral saat memberitakan kegiatan Prabowo.
“Pertama, pidato Pak Prabowo soal Profesor fisika ini dipelintir. Soal ojek online dipelintir. Bahkan, soal dukungan Prabowo ke Palestina juga dianggap pro Israel. Jelas ini ada yang bermain,” katanya melalui pesan instan kepada wartawan, Rabu (5/11/2018).
Baca Juga
Muzani menjelaskan bahwa puncak kekesalan Prabowo ketika sejumlah media televisi tidak secara proporsional memberitakan acara reuni 212.
“Ketika acara yang sangat besar dan menjadi salah satu sejarah berkumpulnya umat Islam Indonesia malah tidak ditayangkan. Malah kebanyakan dari media menyoroti pascareuni. Ada soal sampahnya, ada soal ditunggangi kelompok politik tertentu. Ini kan bahaya. Masyarakat tidak dapat informasi yang benar,” jelasnya.
Padahal tambah Muzani, sebagai salah satu dari empat pilar demokrasi, media seharusnya bersikap objektif dan berkewajiban memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
“Masyarakat punya hak untuk mendapat informasi yang benar. Apalagi, media tv itu kan menggunakan frekuensi publik yang seharusnya bisa dinikmati oleh seluruh Rakyat Indonesia dengan pemberitaan yang objektif dan bukan untuk kepentingan sekelompok orang saja,” ucapnya.