Bisnis.com, JAKARTA---Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengutuk pernyataan seorang pendakwah muda, Habib Bahar bin Smith, yang menyatakan bahwa Kepala Negara Indonesia Joko Widodo "kayaknya banci" dan "jangan-jangan haid".
Pernyataan Bahar itu terekam dalam sebuah video yang kemudian diunggah di sejumlah media sosial, termasuk YouTube. Bahar yang memiliki rekam jejak merazia sejumlah tempat hiburan beberapa waktu lalu itu melontarkan aneka pernyataan bernada kebencian kepada Presiden Joko Widodo.
"Itu seorang ulama berbicara seperti itu. Saya secara pribadi mengutuk itu," kata Moeldoko di lingkungan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Mantan Panglima TNI itu menyatakan tutur kata dan perilaku seorang ulama seharusnya menjadi panutan.
Moeldoko yang juga menjadi bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 itu menyatakan "tidak respek" secara pribadi terhadap apa yang dilakukan Bahar.
Moeldoko mengaku sudah menyaksikan video tersebut. "Sudah lihat. Bagaimana itu seorang Kepala Negara diperlakukan seperti itu," kata Moeldoko yang mengaku mendukung pelaporan Bahar ke Polisi.
Baca Juga
Seperti diketahui, sejumlah pihak seperti komunitas Jokowi Mania dan Cyber Indonesia melaporkan Habib Bahar bin Smith ke Kepolisian Daerah Metro Jaya karena dianggap melontarkan pernyataan yang mengadung unsur ujaran kebencian.
Dalam ceramah yang terekam dalam video itu, Bahar menuding Jokowi sebagai pengkhianat bangsa, negara dan rakyat.
"Kamu kalau ketemu Jokowi, kalau ketemu Jokowi, kamu buka celananya itu, jangan-jangan haid Jokowi itu, kayaknya banci itu," kata Bahar seperti terekam dalam video itu.
Pernyataan yang direkam dalam video dan kemudian disebarluaskan melalui media sosial bukan persoalan sepele di Indonesia. Video itu dapat memprovokasi orang untuk melakukan sejumlah tindakan.
Salah satu contohnya, pada 2016, sebuah video yang memuat pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menimbulkan polemik berkepanjangan. Video itu disebarluaskan melalui media sosial.
Ahok yang merupakan "minoritas ganda" di Indonesia karena beragama Kristen dan keturunan Tionghoa dituding menistakan agama Islam. Sejumlah kelompok dengan identitas Islam menggelar serangkaian demonstrasi mengecam Ahok.
Ahok yang saat itu berkompetisi di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akhirnya kalah. Selain itu, secara hukum, Ahok dinyatakan bersalah dan kemudian dipenjara sampai saat ini.