Bisnis.com, JAKARTA -- Polisi menyatakan tidak akan memberi izin penyelenggaraan Hari Khilafah se-Dunia yang dikabarkan akan berlangsung di Jakarta, setelah di Bogor juga tidak mendapat izin.
Polisi menyebutkan masyarakat Bogor dan DKI Jakarta menolak rencana sekelompok orang yang akan membuat acara Peringatan Hari Khilafah se-Dunia pada 17 dan 18 November 2018.
Semula, acara tersebut akan digelar di wilayah Bogor dengan tema Syiar dan Silarutahim Kekhilafahan Islam se-Dunia 1440 H. Namun, ujar Polisi, acara itu ditentang warga Bogor karena dikhawatirkan mengganggu eksistensi NKRI.
Polres Bogor sudah mengimbau kepada panitia untuk membatalkan rencana untuk menggelar acara itu. Untuk mengantisipasi, Polisi siap menerjunkan 1.000 personel ditambah BKO 3 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Brimob dan 2 SSK Sabhara ditambah 500 personel gabungan TNI-Polri.
"Untuk mencegah terjadinya konflik dan antisipasi acara itu, Polres Bogor akan melakukan pengamanan dan penjagaan mulai beberapa hari sebelum acara digelar," tutur Kapolres Bogor, AKBP Andi Mochammad Dicky kepada wartawan melalui pesan singkat.
Dia juga memastikan pihaknya tidak akan memberi izin kepada panitia untuk menggelar acara tersebut. Alasannya, untuk menghindari konflik sosial serta tindak pidana persekusi.
"Dengan pertimbangan itu, kami tidak berikan izin acara itu digelar," katanya.
Diinformasikan bahwa acara Peringatan Hari Khilafah se-Dunia itu akan dipindahkan di daerah Kemayoran Jakarta Pusat. Tepatnya di Masjid Akbar Kemayoran.
Informasi pindahnya lokasi Peringatan Hari Khilafah se-Dunia itu juga sudah beredar di media sosial dan menjadi viral.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Kemayoran, Kompol Syaiful Anwar membantah Masjid Akbar akan menggelar acara Hari Peringatan Khilafah se-Dunia. Pasalnya, tidak ada surat pemberitahuan dari pihak panitia, karena informasi acara tersebut hanya viral di media sosial.
"Itu hanya beredar di media sosial. Surat fisiknya tidak ada. Mungkin itu editan saja [di media sosial] dan kemudian diviralkan," tuturnya.
Dia menyebutkan tidak hanya Polisi yang akan menolak acara tersebut, masyarakat sekitar diprediksi juga akan melakukan penolakan. Pasalnya, selain tidak memiliki izin keramaian dari Kepolisian, acara tersebut juga mengundang konflik sosial.
"Masyarakat sekitar menolak acara itu digelar, yang punya lahan juga menolak. Jadi intinya mereka (panitia) tidak punya izin," kata Syaiful.
Dia menegaskan jika panitia tetap menggelar acara tersebut, tidak hanya Polisi yang akan mengusir seluruh peserta acara, melainkan juga masyarakat di sekitar Masjid Akbar Kemayoran.
"Warga pasti akan mengusir acara itu karena tidak ada pemberitahuan dan tidak ada izin," ujarnya.