Bisnis.com, JAKARTA - Tak banyak orang yang tahu bagaimana proses pembuatan bendera pusaka yang dikenal dengan sebutan Sang Saka Merah Putih.
Juga tak banyak orang tahu bagaimana susahnya menemukan kain merah untuk dipadukan dengan kain putih hingga menjadi bendera Merah Putih.
Kisah tentang proses pembuatan Sang Saka Merah putih dituturkan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri seperti ditulis Tempo.co, Sabtu (10/11/2018) terkait momen Hari Pahlawan.
Megawati bercerita bahwa dirinya banyak mendengar kisah menjelang detik-detik kemerdekaan Indonesia dari ibunya, Fatmawati. Salah satunya adalah cerita mengenai penjahitan bendera pusaka merah putih.
Megawati mengatakan ibunya, Fatmawati, disuruh menjahit bendera merah putih menjelang kemerdekaan RI. Saat itu, kata dia, bukan hal mudah menjahit bendera merah putih ketika Indonesia masih dijajah Jepang.
"Waktu itu Ibu masih mengandung kakak saya, disuruh menjahit bendera yang warnanya merah putih," ujar Megawati dalam pidato wawasan kebangsaan di acara Purna Paskibraka Indonesia, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018.
Menurut Megawati, mencari kain merah untuk bendera itu sulit sekali. Hal itu berbeda dengan kain putih yang mudah didapatkan ketika masa itu. "Kalau putih banyak, saya tak tahu kenapa. Ibu saya juga tidak tahu," katanya.
Megawati mengatakan kain merah pada bendera nasional itu akhirnya didapatkan dari seorang warga Jepang. Mega menuturkan, orang Jepang tersebut adalah seorang pengusaha yang menaruh simpati terhadap bangsa Indonesia. "Dialah orang Jepang yang mencari dan dapat, dan bendera itu dijahit lalu disimpan," ucapnya.
Megawati bercerita, bendera itu kemudian adalah bendera yang selama ini menjadi bendera pusaka merah putih. Bendera merah putih ini, ucap Mega, juga pertama kali dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. "Makanya bendera itu pertama kali dikibarkan di Pegangsaan Timur, bukan di Istana Negara," tuturnya.
Megawati menuturkan, cerita-cerita sejarah kemerdekaan seperti ini selalu dia dapatkan dari Ibunya, Fatmawati.
Dia mengatakan bahwa Ayahnya, Soekarno, sebagai Presiden Pertama RI, tak pernah bercerita tentang sejarah menjelang Indonesia merdeka ini.
"Kalau saya tanya kepada Ayah saya, Bung Karno, beliau selalu bilang dengan manis, tanya sama ibumu. Jadi Ibu saya itulah pencerita," katanya.