Kabar24.com, JAKARTA--Perdana Menteri Theresa May mengatakan Inggris akan merespons dengan tepat jika Moskow terbukti berada di balik serangan racun saraf terhadap mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Salisbury akhir pekan lalu.
"Kami akan melakukan hal yang tepat. Kami akan melakukan hal yang benar, jika terbukti serangan ini didukung oleh pemerintah," kata May kepada ITV News seperti dikutip Reuters, Jumat (9/3). Akan tepai dia menegaskan akan memberikan waktu dan kesempatan bagi polisi untuk benar-benar melakukan penyidikan.
May juga tidak menutup kemungkinan mengusir duta besar Rusia di negaranya jika kecurigaan itu terbukti.
"Tentunya, jika tindakan diperlukan maka pemerintah akan melakukannya. Kami akan melakukannya dengan tepat, di waktu yang tepat dan berdasarkan bukti terbaik," ujar May.
Sergei Skripal (66), eks mata-mata Rusia yang menjadi agen ganda di Inggris, ditemukan dalam keadaan tak sadar bersama putrinya, Yulia (33) di sebuah bangku pusat perbelajaan, di Salisbury, selatan Inggris, pada Minggu.
Pada 2006, Skripal divonis 13 tahun penjara di Rusia karena dianggap terbukti mengkhianati intelijen Rusia dengan menjadi agen tim mata-mata Inggris, MI6, sejak 1990-an.
Polisi mengonfirmasi Skripal dan putrinya diracun menggunakan zat saraf, bahan kimia yang bisa melumpuhkan sistem saraf hingga menyebabkan kematian. Meski begitu, polisi menolak membeberkan nama racun tersebut dan bagaimana zat itu digunakan dalam serangan.
Baca Juga
Hingga kini, Skripal dan putrinya masih dalam keadaan kritis namun stabil. Seorang polisi yang terlibat penyelidikan kasus Skripal, Detektif Sersan Nick Bailey, ikut terpapar racun dan tengah dalam kondisi serius.
"Dia sehat, dia sudah bisa duduk. Dia bukan Nick yang saya kenal tapi tentunya dia tengah dirawat intensif," kata Kepala Polisi Wiltshire, Kier Pritchard, usai menjenguk Nick di rumah sakit.
Pitchard menyebut ada 21 orang yang dekat dengan penyelidikan kasus Skripal turut dirawat di rumah sakit untuk mengantisipasi paparan racun. Di antara mereka, kata Pritchard, 18 orang telah dipulangkan setelah menjalani tes darah dan perawatan ringan di rumah sakit.